Fakta Seputar Cincin Api Pasifik, Daerah Rawan Gempa dan Letusan Gunung Api

Selasa, 02 Maret 2021 | 23:14 WIB
Fakta Seputar Cincin Api Pasifik, Daerah Rawan Gempa dan Letusan Gunung Api
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Subduksi terjadi ketika lempeng tektonik bergeser, dan satu lempeng terdorong ke bawah lempeng lainnya.

Pergerakan yang terjadi di dasar laut ini menghasilkan "transmutasi mineral" yang mengarah pada peleburan dan pemadatan magma yang kemudian akan membentuk gunung berapi.

Jadi, ketika lempeng samudera yang "turun" terdorong ke lempeng mantel yang lebih panas, lempeng samudera ini kemudian ikut memanas.

Zat-zat yang mudah menguap kemudian bercampur, dan menghasilkan magma. Magma kemudian naik melalui yang berada lempeng atasnya dan menyembur keluar ke permukaan.

Namun, jika lempeng di atasnya berupa lautan, aktivitas ini dapat membentuk rantai pulau vulkanik seperti di Kepulauan Mariana di mana terdapat palung laut terdalam dan pernah terjadi gempa bumi terdalam.

Gempa terparah di daerah Cincin Api Gempa bumi terparah di wilayah Cincin Api dan juga di dunia, terjadi di Chile pada 22 Mei 1960.

Gempa ini berkekuatan 9,5 skala Richter dan menurut daftar Survei Geologi Amerika Serikat (AS) disebut sebagai "Gempa Bumi Terbesar di Dunia Sejak 1900."

Setelah itu ada Gempa Bumi Besar di Alaska tahun 1964 (dengan magnitudo 9,2), gempa bumi Sumatra Utara yang juga dikenal sebagai Tsunami Samudera Hindia pada tanggal 26 Desember 2004 (dengan magnitudo 9,1), dan gempa di daerah lepas Pantai Timur Honshu, Jepang, pada 11 Maret 2011 (besarnya 9,0), yang menyebabkan tsunami dan bencana nuklir di Fukushima.

Sebagian besar gempa bumi dalam daftar gempa terbesar tersebut berada di dalam Cincin Api, dan berkekuatan antara dari 9,5 hingga 8,5 skala Richter.

Baca Juga: 108 Ahli Waris Korban Gempa Bumi Sulbar Terima Santunan dari Kemensos

Berdasarkan data aktivitas bumi, bisakah gempa diprediksi? Tidak.

Sebagian besar ahli akan mengatakan bahwa sejauh ini tidak mungkin memprediksi gempa bumi.

Bahkan jika terjadi dua gempa berturut-turut di dalam daerah Cincin Api, akan sulit untuk mengatakan bahwa keduanya berhubungan.

Sebuah gempa belum tentu menjadi penyebab bagi gempa lain. Beberapa seismolog secara hati-hati terbuka terhadap adanya gagasan bahwa apa pun yang kita lakukan sebagai manusia - apakah itu menguji bahan peledak nuklir atau pengeboran di laut dalam - semuanya memiliki dampak potensial.

Tapi bukti ilmiah untuk mendukungnya sangat sedikit dan cenderung nihil.

Khusus untuk wilayah Cincin Api, wilayah ini secara terus-menerus berada di bawah tekanan. Ketika terjadi gempa terjadi, tekanan sementara waktu akan terlepaskan, tetapi akan segera mulai terbentuk tekanan dan ketegangan baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI