Sebagai contoh ketika Brader disewa seorang pengusaha untuk menjadi pelindung keamanan. Pengusaha tersebut punya banyak sekali masalah dengan lawan bisnis.
Sementara pengusaha lawan bisnis juga bukan orang sembarang, dia diback up massa.
Kelompok Brader dan kelompok lawan kadangkala bersinggungan, tetapi tidak sampai berujung bentrok berdarah.
“Pas tahu dari pihak seberang mengenai siapa mereka dan latar belakangnya, persinggungan bisa diredakan. Yang bisa meredakan misalnya ada latar belakang yang sama. Misalkan, sama-sama dari kesukuan tertentu,” kata Brader.
Pada umumnya, setiap kelompok yang ada kemungkinan bakal bersinggungan dengan kelompok lain, di antara mereka menjalin komunikasi atau koordinasi untuk saling mencegah terjadi keributan.
“Di lapangan banyak hal positif yang didapat. Bisa tambah persudaraan baru,” kata Brader.
“Nggak semua kasus sengketa itu akan berbenturan, tergantung pimpinan, apakah dia bisa berkoordinasi. Kalau bisa koordinasi bagus, nggak akan bentrok. Misal lawan seberang, kalau kita bisa buka pembicaraan, itu nggak akan terjadi bentrokan.”
Menurut Brader, tergantung ego setiap kelompok. Kalau yang dikedepankan ego untuk saling mengalahkan, bentrokan bakal sulit dihindari.
“Tapi memang kebanyakan yang ujungnya bentrokan, karena itu tadi: gengsi kelompok.”
Baca Juga: Tumpukan Alat Tes Covid-19 yang Terbengkalai di Gudang
“Kadang kalau dari kita bisa tahan, dari sisi mereka kedepanin emosi, bisa terjadi (bentrok).”