Kisah Debt Collector: Dikepung Massa Sampai Nasabah Memancing Hasrat Seks

Siswanto Suara.Com
Senin, 22 Maret 2021 | 07:00 WIB
Kisah Debt Collector: Dikepung Massa Sampai Nasabah Memancing Hasrat Seks
Ilustrasi debt collector [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Debro dan kawan-kawannya hari itu berhasil keluar dari kampung. Perkembangan selanjutnya, penagihan dilakukan dari luar wilayah tersebut.

“Akhirnya bisa ditarik mobil yang jadi sengketa antara leasing sama nasabah itu,” kata Debro.

Menurut cerita Debro, penagihan utang menggunakan jasa debt collector atau eksternal collector biasanya setelah tiga bulan jatuh tempo, sebelum masa itu umumnya penagihan masih ditangani sendiri oleh internal perusahaan.

Syarat menjadi debt collector

Umumnya, tidak ada persyaratan khusus untuk bergabung menjadi debt collector.

Dari pengalaman Debro, yang terpenting sejak awal mereka harus siap berhadapan dengan keadaan apapun di lapangan.

Persiapan mental amat dibutuhkan. Di lapangan, mereka berhadapan dengan berbagai macam karakter nasabah. Ada nasabah yang kooperatif, tetapi banyak pula yang tidak kooperatif: memiliki kecenderungan menolak untuk memenuhi komitmen pembayaran.

“Karena kita mendatangi orang-orang yang kebanyakan bermasalah dari segi kewajiban pembayaran, entah kredit, entah apa, kebanyakan bermasalah,” kata Debro.

“Syarat pendidikan atau fisik nggak ada. Modal mental (salah satu yang paling utama) kalau jadi debt collector.”

Baca Juga: Kisah Penjaga Lahan Sengketa: Tak Cuma Modal Berani, Tapi Juga Kecerdikan

Kemampuan lain yang mesti dimiliki adalah bernegosiasi dan berargumentasi dengan nasabah. Tetapi biasanya keterampilan ini lambat laun akan terbentuk dengan sendirinya seiring dengan pengalaman yang dijumpai di lapangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI