Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, pelarangan mudik diambil untuk mencegah dampak jangka panjang berkaitan dengan pandemi.
Berdasarkan pengalaman sepanjang 2020 lalu, sejumlah momen libur panjang terbukti membuat lonjakan kasus Covid-19. Kondisinya mulai membaik sejak awal tahun setelah pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.
Wiku mengatakan, pemerintah tidak ingin dibebaskannya mudik akan membalikkan lagi tren kanaikan kasus yang telah menurun sejak Februari.
"Pada beberapa sesi konpers, satgas juga sampaikan data yang menjelaskan implikasi langsung dari mudik saat libur panjang dengan kenaikan kasus. Setelah satu tahun hadapi Covid sudah saatnya kita ambil keputusan berdasarkan pembelajaran selama setahun terakhir," kata Wiku dalam keterangan pers, Kamis (1/4).
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah menyiapkan upaya pencegahan bagi masyarakat yang tetap nekad mudik lebaran. Pemerintah juga mengantisipasi jika masyarakat mengakali kebijakan dengan bepergian sebelum 6 Mei.
"Memang larangannya itu kan dari tanggal (6-17 Mei), tapi kita mempersiapkan sebelum itu, mereka yang mendahului sebelum tanggal itu sudah disiapkan penangkalan-penangkalannya," kata Ma'ruf, Selasa (30/3).
Wapres juga mengungkap kebijakan larangan mudik tahun ini diumumkan lebih awal sebelum Ramadhan. Hal itu karena pemerintah tidak ingin pengumuman larangan mudik terlambat seperti lebaran tahun lalu, yang membuat sejumlah masyarakat tetap mudik.
"Pengalaman tahun yang lalu, walaupun sudah dilarang tapi karena terlambat larangannya, maka yang mudik itu besar," kata Ma'ruf.
Berita ini sebelumnya dimuat Ayobandung.com jaringan Suara.com dengan judul "Polri Siapkan 333 Titik Penyekatan untuk Cegah Mudik Lebaran"
Baca Juga: Mudik Dilarang, Sopir-Kernet Bus di Tegal Menjerit: Lebaran Nganggur Lagi