Kisah Cinta Dua Orang Tunanetra

Siswanto Suara.Com
Senin, 19 April 2021 | 08:00 WIB
Kisah Cinta Dua Orang Tunanetra
ILUSTRASI: Kisah cinta dua orang tunanetra (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tahun itu benar-benar masa-masa paling capek dalam kehidupan Yani.

“Waktu itu saya mondar mandir itu, anak saya saya tinggal. Saya kejar ke sini (Palbatu), saya usir (perempuan itu).”

“Saya waktu itu ambil jalan tengah. Saya suruh dia (Bakat) ikut ke sana (bersama perempuan itu), dia nggak mau.”

Bakat dan Yani kemudian tertawa bersama-sama lagi sambil mengingat-ingat pengalaman tahun 1998.

“Itu pengalaman pahit. Bener-benar ujian,” kata Yani.

“Tapi kalau sekarang ya sudah nggak gitu lagi (Bakat), kalau sekarang sudah nggak laku dia. Udah bau tembakau,” kata Yani. Dia tertawa terbahak-bahak.

Hikmah

Siang hari itu, pasangan suami istri asal Jawa ini menceritakan banyak pengalaman suka maupun duka selama hidup di perantauan.

Selain urusan rumah tangga, juga pengalaman pindah-pindah tempat kerja, perubahan ekonomi yang kurang memihak pada kebanyakan pemijat tunanetra sehingga sebagian banting setir jadi penjual krupuk keliling, menjadi korban kejahatan, sampai digonggongi anjing pada waktu berjalan kaki mencari pelanggan.

Baca Juga: Kisah Tunanetra: Hilang Penglihatan, Putus Asa sampai Temukan Titik Balik

“Manis pahit, setengah pahit, enak, setengah enak sampai nggak enak itu sudah kita rasakan semua mas,” kata Yani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI