Anak Palestina: Kami Salat 6 Kali Sehari, Subuh sampai Isya dan Jenazah

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 19 Mei 2021 | 17:17 WIB
Anak Palestina: Kami Salat 6 Kali Sehari, Subuh sampai Isya dan Jenazah
Warga mengantri mendapatkan sup gratis untuk berbuka puasa di tengah pandemi Covid-19 di Gaza, Palestina, Rabu (14/4). MOHAMMED ABED / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu tulisan pada poster demonstran pro-Palestina di Eropa, viral di media sosial. Poster itu bertuliskan, "Anak Palestina: Kami kini salat 6 kali sehari, Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan Jenazah."

Tulisan pada poster tersebut mengiaskan kerusakan psikologis anak-anak Palestina yang setiap hari harus berhadap-hadapan dengan militer Israel.

[Twitter/Shaik Saima]
[Twitter/Shaik Saima]

Selain psikologis, tak jarang pula anak-anak Palestina harus menghadapi maut tatkala militer Israel melakukan aksi agresi.

Terbaru, sedikitnya 60 anak Palestina di Jalur Gaza meninggal dunia akibat area tempat mereka tinggal dan bermain dibombardir militer Israel.

Jumlah itu dilansir ReliefWeb, lembaga pelayanan informasi kemanusiaan milik Kantor Koordinasi Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Humanitarian (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA).

“Setiap kali ada serangan udara, kami menjadi takut," kata Khaled, bocah Palestina berusia 10 tahun yang tinggal di Gaza kepada organisasi Save The Children seperti dikutip dari ReliefWeb, Selasa (19/5/2021).

[Twitter/Shaik Saima]
[Twitter/Shaik Saima]

Khaled mengatakan, setiap kali dirinya mencoba keluar, akan terhenti pada pintu depan karena terdapat serangan udara Israel. Ia akhirnya terpaksa berlari ke dalam rumah secepatnya.

Ia memberikan kesaksian, "Setiap kali saya meletakkan kepala di atas bantal, ada serangan udara lain dan saya bangun dengan ketakutan."

Direktur Save The Children di wilayah Palestina, Jason Lee, mengungkapkan sedikitnya 60 anak Palestina terbunuh di Gaza dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Melihat Palestina Diserang Israel, Zaskia Adya Mecca Merasa Tersayat

"Berapa banyak lagi keluarga harus kehilangan anak tercinta mereka, sebelum komunitas internasional bertindak menghentikan Israel?" kata Jason Lee.

Berdasarkan laporan timnya, Jason Lee mengungkapkan tim medis di Gaza kesulitan merawat korban pemboman, termasuk anak-anak, karena jaringan listrik rusak.

Pasokan bahan bakar, yang merupakan satu-satunya sumber tenaga listrik di Jalur Gaza, kian menipis. Sementara Israel telah memblokade perbatasan tempat masuknya bahan bakar ke Gaza.

Save the Children memperingatkan akan adanya tiga guncangan terhadap warga sipil di Gaza. Pertama, pemboman Israel yang terus berlanjut, akan merusak fasilitas kesehatan dan infrastruktur sehingga warga Gaza akan sulit mendapat pasokan hidup.

Kedua, anak-anak Gaza yang sakit kritis dan terluka tidak dapat meninggalkan daerah itu untuk mendapatkan perawatan lebih memadai.

"Kesemua layanan publik di Gaza kini berada di tepi jurang kehancuran. Belum lagi kini kita menghadapi wabah covid-19. Persediaan medis sangat terbatas karena blokade," kata Jason.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI