Siapakah Taliban, Apa Tujuan Mereka yang Sebenarnya?

Reza GunadhaABC Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 12:59 WIB
Siapakah Taliban, Apa Tujuan Mereka yang Sebenarnya?
Viral video Taliban bermain bom-bom car sembari membawa senjata.[Twitter/Mediavenir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Banyak prajurit militer Afghanistan, yang sebagian besar dilatih dan dibiayai oleh AS, telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Pendiri dan pemimpin Taliban adalah Mullah Mohammed Omar, yang bersembunyi setelah terjadinya invasi AS di tahun 2001.

Begitu rahasia keberadaannya sehingga kematiannya, pada tahun 2013, baru dikonfirmasi dua tahun kemudian oleh putranya.

Taliban saat ini dipimpin oleh pemimpin tertingginya, seorang pria bernama Hibatullah Akhundzada.

Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme di akademi militer West Point di AS, Taliban diperkirakan menempatkan kekuatan tempur inti mereka sekitar 60.000 prajurit, didukung lebih banyak lagi anggota milisi lokal.

Apa yang diinginkan Taliban?

Di bawah pemerintahan Taliban dari tahun 1996-2001, kaum perempuan tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa didampingi muhrimnya, serta diharuskan mengenakan burqa yang menutup wajah hingga ujung kaki.

Perempuan tidak diperbolehkan bekerja dan anak perempuan tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan.

Musik dan televisi dengan konten non-Islami dilarang. Pengadilan syariah mengadopsi hukuman fisik termasuk potong tangan bagi pencuri, hukum cambuk dan rajam sampai mati di depan umum bagi orang yang melakukan perzinahan.

Kelompok itu juga menghancurkan patung Budha Bamiyan yang berusia 1.500 tahun, yang dianggap sebagai musyrik.

Baca Juga: YouTube dan WhatsApp Tutup Akses Akun Afiliasi Taliban

Negara-negara Barat menuduh Taliban kini ingin menerapkan kembali pemerintahan brutal tersebut, namun klaim ini dibantah oleh kelompok itu.

Pada awal 2021, Taliban mengatakan mereka menginginkan "sistem pemerintahan Islam yang murni" untuk Afghanistan, termasuk ketentuan bagi hak-hak perempuan dan kaum minoritas.

Mereka menyatakan bahwa hukum apa pun yang diberlakukan harus sesuai dengan tradisi budaya dan aturan agama.

Ada tanda-tanda ketakutan warga atas hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan yang diinginkan Taliban.

Di Kabul, misalnya, pemilik toko menutupi foto-foto iklan yang menunjukkan perempuan tanpa menutup kepala.

Taliban saat ini tidak diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI