3 Perempuan Saintis di Australia Tetap Bangga Jadi Orang Indonesia

Reza GunadhaABC Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 14:36 WIB
3 Perempuan Saintis di Australia Tetap Bangga Jadi Orang Indonesia
Perempuan saintis asal Indonesia yang berkiprah di Australia. [ABC]

Suara.com - Perempuan asal Indonesia di Australia yang menjadi saintis, mampu menunjukkan kemampuan mereka pada sejumlah lembaga ternama.

Sumbangsih mereka di luar negeri, membuktikan nasionalisme tidak lagi diartikan secara sempit.

Seperti yang diceritakan Dina Yulia PhD, doktor lulusan School of Botany di University of Melbourne.

Dina yang sudah tertarik dengan pohon dan tanaman sejak kecil kini bekerja sebagai peneliti bioteknologi tanaman di lembaga CSIRO sejak tahun 2011.

CSIRO atau Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation merupakan lembaga riset sains nasional paling bergengsi di Australia.

Sebagai pakar dinding sel tanaman, Dina tergabung dalam tim riset yang berupaya menghasilkan kualitas kapas yang lebih baik.

"Kami sedang berusaha menghasilkan kualitas kapas yang lebih baik, misalnya yang lembut seperti sutra, atau yang bisa lentur seperti polyester," ujarnya kepada Farid M. Ibrahim dari ABC Indonesia di Melbourne.

"Dengan begini ke depannya kita mengurangi penggunaan fiber sintetik yang membahayakan lingkungan itu," paparnya.

Dina and gov general Image: Dina Yulia PhD dan suaminya Imam Malik bersama Gubernur Jenderal Australia David Hurley dalam acara resepsi diplomatik memperingati HUT Kemerdekaan RI tahun 2019. Koleksi pribadi

Saat ditanya mengapa memilih berkiprah di Australia, Dina mengaku kesempatan yang dia dapatkan justru dari Australia.

Baca Juga: Sepasang Kekasih Terpergok Berhubungan Seks di Tebing Curam, Warganet Geli

"Kesempatan yang sesuai dengan skill set yang saya punya dan bekerja pada institusi yang menjadi idola banyak lulusan bidang sains," kata Dina yang juga lulusan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi Bandung.

"Pada institusi ini kita bisa bekerja bersama world class scientists, mendapat gemblengan dan bimbingan dari mereka, baik dari sisi sains maupun etika kerja secara umum," tambah Dr Dina.

Ditanya soal nasionalismenya sebagai orang Indonesia, Dina mengatakan ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk.

"Bagi saya, tidak perlu dalam bentuk yang mewah. Memakai baju batik ke kantor saja sudah bisa dilihat sebagai bentuk nasionalisme sejati," kata Dr Dina.

Dina tertarik dengan tanaman karena ia mengatakan tanaman dan pepohonan adalah satu-satunya organisme besar di dunia yang memiliki klorofil.

"Mereka bisa "memasak" makanannya sendiri dari bahan-bahan mentah (mineral) yang ada di tanah dan udara," jelasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI