3 Perempuan Saintis di Australia Tetap Bangga Jadi Orang Indonesia

Reza GunadhaABC Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 14:36 WIB
3 Perempuan Saintis di Australia Tetap Bangga Jadi Orang Indonesia
Perempuan saintis asal Indonesia yang berkiprah di Australia. [ABC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Justru saat berada di luar Indonesia, Ines malah mengaku lebih tertarik dan memahami Indonesia.

"Mungkin karena saya datang tanpa mengetahui apa pun tentang Indonesia, sehingga saya harus mempelajari dan mengenalnya dari nol saat beranjak remaja, ada ketertarikan tersendiri pada aspek-apek tertentu tentang Indonesia."

Baginya, nasionalisme adalah soal sentimen kebanggaan terhadap asal-usul dirinya.

"Saya bangga dengan that part of me, 50 persen genetika-ku, sejarah Indonesia, kekayaan budayanya, keindahan alamnya, banyak hal lainnya."

Menyuarakan pemikirannya soal Indonesia adalah bentuk kontribusi Ines sekaligus dukungannya terhadap ilmuwan di Indonesia yang sering berhadapan dengan risiko.

Di awal pandemi, sejumlah ilmuwan merasa jika pendapat ilmiah mereka tidak didengar atau bertentangan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia.

"Kita harus mampu mengkritik diri kita sendiri. Kalau nasionalisme itu berarti kita tidak bisa mengkritik diri kita sendiri, menurut saya itu berbahaya."

Turut serta memajukan dosen dan peneliti di Indonesia

Sudah sejak tahun 2018, Profesor Rini Akmeliawati mengajar di University of Adelaide sebagai dosen di jurusan Teknik Mesin dan kepala program Mekatronika dan Robotik.

Namun hubungannya dengan Australia sudah dimulai sejak than 1990 saat ia mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar tingkat SMA di Maffra, sebuah kota kecil berjarak lebih dari 200 kilometer dari Melbourne

Baca Juga: Sepasang Kekasih Terpergok Berhubungan Seks di Tebing Curam, Warganet Geli

Rini pernah setahun kuliah di Teknik Elektro ITB dan mendapat beasiswa dari RMIT Melbourne jurusan Teknik Elektro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI