"Dan mereka bisa melakukan lebih banyak lagi bila mereka memiliki sumber daya dan kuasa untuk membuat keputusan namun pemerintah dan birokrasi menolak melakukan desentralisasi untuk mempertahankan kekuasaan mereka."
Protes jalanan dan pawai keliling sudah dilakukan untuk mendesak Perdana MenteriPrayuth Chan-ocha mengundurkan diri karena ketidakbecusan menangani pandemi.
Meski sudah ada larangan bagi warga untuk berkumpul lebih dari lima orang, ratusan orang hadir dalam protes di Bangkok.
Protes yang dilakukan oleh mahasiswa yang mendesak pengunduran diri PM Prayuth tahun lalu sekarang kembali terjadi dengan dukungan lebih luas dari masyarakat yang tidak puas dengan situasi pandemi.
Beberapa protes berakhir dengan kekerasan, diwarnai pelemparan bom molotov, cat, batu dan mercon, sementarapolisi anti huru-hara menggunakan gas air mata, air dan peluru karet.
PM Prayuth Chan-ocha mengatakan tidak berencana untuk mengundurkan diri.
Menjawab pertanyaan ABC, juru bicara pemerintah ThailandAnucha Burapachaisri mengatakan pemerintah 'memfokuskan diri dalam mengatasi pandemi khususnyavarian Delta."
Dia mengatakan meski ada larangan bagi warga berkumpul, pemerintah mengambil 'sikap lunak' terhadap pengunjuk rasa, khususnya 'pergerakan warga baru-baru ini yang meningkatkan kemungkinan penularan COVID-19."
Baca Juga: Gelombang Kedua Covid-19 di RI Sudah Lewat, Sri Mulyani Tenang
Dia juga menambahkan bahwa Thailand sekarang ini 'sedang mengalami kekurangan pasokan vaksin untuk sementara' tetapibekerja erat dengan sektor swasta dan publik, sertadengan negara lain untuk mendatangkan lebih banyak lagi vaksin.