OnlyFans Tetap Izinkan Konten Saru, PSK Lega

Kamis, 26 Agustus 2021 | 15:04 WIB
OnlyFans Tetap Izinkan Konten Saru, PSK Lega
OnlyFans batal melarang konten pornografi. Foto: Akun Twitter OnlyFans. [Dok. Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketika platform media sosial OnlyFans pertama kali mengumumkan rencananya melarang konten seksual dan pornografi di situsnya Kamis pekan lalu (19/8), warganet kemudian membandingkannya dengan sejumlah platform lain yang kehilangan banyak penggunanya karena memilih untuk menjadi platform yang “ramah keluarga.”

Situs blogging Tumblr yang sempat digandrungi anak muda di tahun 2010-an mengalami penurunan kunjungan di situsnya sebanyak 30 persen karena melarang konten “dewasa” di tahun 2018, menurut agensi pemantau lalu lintas internet SimilarWeb.

Tumblr yang kemudian dibeli Yahoo seharga 1,1 miliar dolar AS di tahun 2013 pun terpaksa dijual ke pemilik baru dengan harga yang relatif jauh lebih rendah, yakni 3 juta dolar AS di tahun 2018.

Banyak pengguna Twitter kemudian saling membagikan meme yang memprediksi nasib sama akan dialami OnlyFans—platform dengan 150 juta pengguna—yang sebagian besar berlangganan demi konten cabul yang dijual oleh pembuat konten itu sendiri.

“Pertemuan Tumblr dan OnlyFans setelah mereka melarang konten pornografi,” sebut sebuah twit yang banyak dibagikan, dengan gambar batu nisan kedua platform tersebut saling bersandingan.

Sejak diluncurkan tahun 2016, OnlyFans telah membayarkan lebih dari 4,5 miliar dolar AS kepada para content creator dari berbagai kalangan—termasuk sejumlah selebriti seperti penyanyi rap Cardi B dan Tyga, bintang porno ternama, juga sejumlah pelajar dan lansia yang menjadikan pendapatan OnlyFans sebagai pemasukan sampingan mereka.

Tekanan bank dan investor kepada OnlyFans Menurut laporan Bloomberg, OnlyFans tengah berupaya meningkatkan pendanaan dengan valuasi senilai 1 miliar dolar AS. Meski berkembang pesat, platform itu kesulitan menarik investor karena citranya sebagai platform bagi pengguna untuk membagikan konten eksplisit seksual dan pornografi.

Pendiri OnlyFans, Tim Stokely, ketika diwawancarai Financial Times (24/5) mengatakan platformnya “dipersulit” lembaga perbankan sehingga terpaksa mengeluarkan rencana kebijakan pelarangan konten seksual & pornografi sebelumnya.

Hal ini bukan yang pertama kalinya bagi lembaga perbankan maupun investor menjadi kambing hitam atas apa yang disebut kritikus sebagai tindakan keras yang tidak dapat dibenarkan terhadap ekspresi seksual dan menggambarkan pengkhianatan terhadap pekerja seks yang telah membesarkan situs tersebut.

Baca Juga: Dapat Reaksi Keras dari Pengguna, OnlyFans Batal Larang Konten Porno

Patreon, platform lain yang menjadi tempat bagi pengguna mendukung para pembuat konten, mengumumkan pelarangan konten eksplisit di tahun 2017 atas dasar tekanan lembaga perbankan. “Perusahaan kartu kredit dan lembaga keuangan menilai hiburan dewasa adalah sektor berisiko tinggi,” ujar Scarlett Woodford, seorang analis Juniper Research yang pekan ini mengeluarkan studi masa depan digital dunia hiburan dewasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI