Oposisi Myanmar Deklarasikan Perang Terbuka Melawan Junta Militer

Selasa, 07 September 2021 | 17:20 WIB
Oposisi Myanmar Deklarasikan Perang Terbuka Melawan Junta Militer
[DW Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Desakan damai di tengah eskalasi Sejak bulan lalu, pemimpin junta, Jendral Min Aung Hlaing, secara resmi dilantik sebagai perdana menteri dalam pemerintahan transisi, dan diklaim bertugas hingga pemilihan umum pada 2023.

Sabtu (4/9) silam, utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof, mengabarkan menteri luar negeri junta, U Wunna Maung Lwin, sudah menyetujui proposal gencatan senjata hingga akhir tahun.

Yusof mengatakan gencatan senjata berlaku untuk penyaluran bantuan kemanusiaan, terutama ke wilayah yang terdampak pandemi corona. NUG sebaliknya mengritik junta tidak bisa dipercaya mematuhi komitmen damai.

Saat ini junta masih menangkapi ribuan penduduk dan tokoh pro-demokrasi, klaim menteri hak asasi manusia NUG, U Aung Myo Min, kepada The Irrawady.

Hingga Sabtu, junta dicatat telah menewaskan 1.046 warga sipil dalam pembunuhan di luar hukum, dan menahan 7.879 orang, serta menerbitkan perintah penangkapan terhadap 1.984 lainnya, klaim NUG.

Hingga kini sudah sebanyak 6.230 orang ditahan, termasuk Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint.

Perang berkecamuk ketika wilayah terluar di Myanmar sedang menghadapi pandemi corona. Erywan Yusof yang seorang diplomat Brunei, mengatakan, gelombang pertama obat-obatan dan perlengkapan medis sudah siap dikirimkan.

Namun, lantaran tidak memiliki kontak dengan kelompok separatis etnis, ASEAN harus menyalurkan bantuan melalui jalan darat dari Thailand yang berbatasan.

Baca Juga: Siapa Ashin Wirathu? Biksu Rasis yang Dibebaskan Junta Militer Myanmar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI