Takut Pernikahan Paksa oleh Taliban, Banyak Keluarga Tinggalkan Afganistan

Jum'at, 10 September 2021 | 18:10 WIB
Takut Pernikahan Paksa oleh Taliban, Banyak Keluarga Tinggalkan Afganistan
DW

"Saya tidak ingin para militan ini memandang buruk putri saya. Khawatir akan keselamatan putri saya, saya datang ke sini ketika Taliban menguasai daerah pedesaan."

"Sekarang, ketakutan terburuk saya menjadi kenyataan," katanya, seraya menambahkan bahwa kakak laki-lakinya Mir Bacha memiliki tiga anak perempuan berusia antara 12 dan 17 tahun.

Saudara laki-lakinya yang lain, Majid Khan, memiliki empat anak perempuan berusia antara 10 dan 16 tahun.

"Mereka semua khawatir tentang putri mereka, takut bahwa Taliban pasti akan meminta mereka untuk menikahkan anak perempuan dengan militan mereka," ujar Khan.

Mengincar perempuan

Syed Muhammad Ullah, seorang pemuda dari distrik Jaghori di provinsi Ghazni, dahulu mengelola fasilitas kebugaran di kota kelahirannya.

Dia mengatakan kepada DW bahwa desas-desus tersebar luas bahwa Taliban mengumpulkan informasi tentang perempuan muda dan janda yang belum menikah.

"Ini bukan hanya rumor. Memang benar bahwa Taliban telah mengumpulkan informasi tentang perempuan-perempuan muda dan janda-janda. Ini membuat takut banyak keluarga, yang kemudian bermigrasi ke Pakistan," tutur Ullah.

Anwar Hussaini, seorang etnis Hazara dari distrik yang sama, mengatakan bahwa dia bersama keluarga harus melarikan diri karena khawatir akan rumor tersebut.

Baca Juga: Taliban Umpamakan Wanita Tak Berhijab seperti Irisan Melon, Warganet Murka

Putrinya, Fariba Hussaini, mengatakan bahwa karena dia adalah seorang guru yang bekerja untuk sebuah LSM, dia harus melarikan diri bersama anggota keluarganya untuk menghindari Taliban.

Kepada DW, Ali Raza, dari kota Quetta di Pakistan barat, mengatakan bahwa Taliban berusaha memberi kesan di daerah perkotaan Afganistan bahwa mereka telah berubah.

"Tetapi di daerah pedesaan mereka tidak hanya menargetkan mantan pegawai pemerintah, tetapi juga berniat menyakiti perempuan, memaksa mereka meninggalkan rumah mereka."

Dalam beberapa hari terakhir ada laporan tentang beberapa perempuan Pakistan yang menikah dengan pria Afganistan, kembali dari provinsi Badakhshan di Afganistan ke wilayah Gilgit-Baltistan utara Pakistan.

Mereka ditemani oleh saudara perempuan suami mereka dan perempuan lain.

Mereka kembali ke Pakistan karena khawatir para perempuan yang belum menikah bisa menjadi korban pernikahan paksa angota Taliban.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI