"Kita berkeinginan tidak lagi mono serikat buruh atau mono gerakan rakyat, tapi kita ingin mengajak seluruh gerakan rakyat. Dan ini sudah dimulai dengan 11 elemen yang bergabung dan dipimpin dan kita percayakan kepada Bung Said Iqbal untuk memimpin di pemilu yang akan datang."
Badan pendiri atau Majelis Rakyat Partai Buruh terdiri dari sebelas organisasi, yaitu Partai Buruh yang lama, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, dan Serikat Petani Indonesia.
Selain itu, Organisasi Rakyat Indonesia, Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan, Minyak, Gas Bumi, dan Umum (FSP-KEP), Federasi Serikat Pekerja Farmasi, dan Kesehatan Reformasi.
Badan pendiri lainnya, yaitu Forum Guru Honorer Tenaga Honorer dan Guru Swasta serta Gerakan Perempuan Indonesia.
Darimana sumber dana Partai Buruh?
Membangun partai barangkali tidak terlalu sulit dibandingkan mencari sumber dana politik untuk menghidupinya.
Itu pula yang menjadi pertanyaan sejumlah kalangan di tengah deklarasi Partai Buruh yang dilakukan di tengah pandemi yang telah menjungkirbalikkan sendi-sendi ekonomi.
Said Iqbal berkata, "Pendanaan Partai Buruh dari iuran."
Tiap kader, kata dia, akan dikenai iuran Rp50 ribu. Said Iqbal menargetkan partainya didukung 10 juta orang dan jika satu persen pendukung yang disebutnya sebagai "kader militan" membayar iuran, bisa menutupi biaya operasional partai.
Baca Juga: Omnibus Law Cipta Kerja dan Outsourcing Jadi Alasan Kebangkitan Partai Buruh
"Satu persen itu 100 ribu kader militan. Sebanyak 100 ribu kader militan kami akan minta iuran untuk bayar secara sukarela dan itu sudah pernyataan siap 100 ribu anggota kader buruh, tani, nelayan termasuk guru honorer," katanya.