Sementara itu, Profesor Bioteknologi di University of Pennsylvania, Kenneth Foster menjelaskan ponsel memang bekerja dengan sistem radiasi. Lebih tepatnya gelombang radio, begitu juga dengan microwave, pemancar radio, wifi, dan banyak peralatan elektronik lainnya.
Namun, Foster mengatakan otoritas kesehatan dunia telah menetapkan standar keselamatan untuk semua perangkat, dan peralatan yang memancarkan radiasi elektromagnetik.
Health Protection Agency menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik dari wifi sangat kecil dan berkekuatan rendah. Hal ini tidak memiliki efek yang signifikan pada kesehatan seseorang.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pun sudah angkat bicara mengenai hal ini. Hingga saat ini, belum ada bukti pemancar sinyal bisa menyebabkan kanker.
“Dalam studi yang dilakukan 15 tahun terakhir, belum ada bukti pemancar sinyal meningkatkan risiko kanker,” seperti mengutip laman resmi WHO.
Adapun hoaks ini juga pernah beredar luas di tahun 2019. Kala itu, seseorang bernama Zein Raffael dikabarkan menderira kanker darah karena sering bermain gadget.
Namun, Kominfo mengonfirmasi berita tersebut sebagai berita keliru. Zein memang menderita penyakit kanker, namun tidak disebutkan penyebab dari munculnya kanker tersebut.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka narasi seorang anak terkena kanker darah karena gadget dan wifi adalah hoaks.
Baca Juga: INFOGRAFIS : Data Pengguna PeduliLindungi Direkam Singapura?
Narasi itu masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.