Suara.com - Tuduhan beredar bahwa Presiden Belarus Lukashenko mengirim pengungsi ke Uni Eropa. Apakah dia bertindak sendiri atau ada instruksi dari Kremlin? Seberapa intens koordinasi Moskow dan Minsk?
Ribuan orang terjebak di perbatasan Belarus-Polandia selama berminggu-minggu. Uni Eropa (UE) menuduh Presiden Belarus Alexander Lukashenko menerbangkan orang-orang dari Timur Tengah ke Belarus dan kemudian ke perbatasan Polandia, kemungkinan sebagai tanggapan atas sanksi yang dijatuhkan UE terhadap negara ini.
Politisi dari Polandia dan negara-negara Baltik telah lama menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik langkah Lukashenko dalam operasi di perbatasan timur Uni Eropa dan NATO.
Politisi Eropa Barat juga menganut pandangan ini. Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer tidak hanya menuduh Lukashenko, tetapi juga Putin.
Semua negara Uni Eropa harus berdiri bersama karena Lukashenko, dengan dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin, menggunakan nasib orang untuk mengacaukan Barat.
Itulah mengapa kita harus berdiri bersama sekarang. Polandia atau Jerman tidak dapat mengatasinya sendirian," kata Seehofer minggu lalu wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild.
Apakah Lukashenko dapat bantuan dari Putin?
Pavel Havlicek dari Association for International Affairs yang berkantor di Praha, Ceko, percaya bahwa Lukashenko bisa saja menjadi dalang dalam memperalat orang-orang untuk tujuan politik.
"Sebelum sanksi Eropa diberlakukan, Minsk telah merundingkan fasilitasi kemudahan visa dengan UE," kata pakar tersebut.
Baca Juga: Anggota DK PBB Perdebatkan Nasib Pengungsi di Perbatasan Belarus-Polandia
Pengetahuannya sangat luas dalam urusan kemigrasian dan pemberian visa. Arkady Moshes, direktur program penelitian Kemitraan Uni Eropa-Timur dan Rusia dari Finnish Institute of International Affairs (FIIA), juga percaya bahwa dinas rahasia Belarus dapat memindahkan pengungsi dan migran dari Timur Tengah ke perbatasan Lituania, Polandiadan Latvia tanpa bantuan sekutu mereka.