Sementara Australia Selatan telah kembali memberlakukan wajib karantina selama 14 hari untuk semua penumpang internasional.
Sejak pengumuman WHO soal varian baru akhir pekan kemarin, Pemerintah Australia telah melarang semua orang yang bukan berstatus warga negara atau penduduk tetap (PR) Australia dari negara-negara ini memasuki Australia.
Sementara hingga saat ini para ilmuwan di seluruh dunia terus bekerja untuk menemukan apakah varian Omicron lebih menular daripada jenis COVID lainnya dan apakah varian ini lebih kuat terhadap vaksin.
Pertimbangkan percepat 'booster'
Senin (29/11) hari ini ini, Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly mengatakan dia belum akan berspekulasi apakah Australia kemungkinan harus menutup perbatasan internasionalnya lagi atau tidak.
Tapi ia mengatakan Pemerintah Australia sedang mengerjakan pendekatan dengan "risiko berimbang".
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt telah meminta panel ahli imunisasi pemerintah untuk meninjau ulang jadwal suntikan 'booster' COVID-19, setelah Omicron terdeteksi di Australia.
Saran terkini dari Australian Technical Advisory Group on Immunisation (ATAGI) dalah bahwa suntikan dosis ketiga diberikan enam bulan setelah seseorang menerima dosis kedua.
Greg mengatakan pasokan vaksin Australia sudah siap jika kemudian ATAGI merekomendasikan suntikan 'booster' bisa diberikan lebih cepat dari jadwal semula.
"Kami akan, seperti biasa, mengizinkan ATAGI untuk bertindak secara independen dan terus mengikuti saran mereka," kata Greg.
Baca Juga: Hal-hal yang Sejauh Ini Perlu Diketahui tentang Varian Baru Omicron
"Tapi kami siap dengan pasokan. Kami sudah menjadi salah satu negara paling awal di dunia, setelah Israel, yang memiliki program booster untuk semua warga.