Suara.com - Saat Aaron menceritakan kepada teman-temannya jika ia sudah divasektomi, atau bahasa populernya dikebiri di usia 23 tahun, mereka hanya menanggapinya dengan satu kata.
"Drastis."
Tapi alasan Aaron tidak mau punya anak?
Ia khawatir soal perubahan iklim.
Aaron mengaku khawatir dengan masa depan anak-anaknya dengan planet Bumi yang semakin memanas, meski upaya mengurangi emisi akan terus dilakukan.
"Sangat menakutkan memikirkan bagaimana dunia saat ini dan seperti apa prediksi soal dunia dalam waktu 20 atau 30 tahun mendatang … Saya rasa Bumi bukanlah lagi tempat yang baik untuk membesarkan anak," ujar Aaron kepada program Hack dari ABC Triple J.
"Saya sendiri khawatir dengan masa depan saya, apalagi dengan masa depan generasi selanjutnya."
Aaron sudah melakukan pemesanan untuk prosedur vasektomi sejak ia berusia 21 tahun, tapi saat itu ia masih belum siap sehingga baru dua tahun kemudian ia melakukannya.
Vasektomi adalah prosedur yang memotong saluran air sperma dari bawah buah zakar sampai ke kantong sperma.
Baca Juga: Sri Mulyani Ingatkan Pertamina Soal Perubahan Iklim
Sebelum melakukan operasi, dokternya bertanya banyak hal.
"Dia cukup terkejut, karena mayoritas pasien yang ingin melakukannya adalah pria yang sudah memiliki anak di usia 40-an atau lebih," cerita Aaron.
"Tapi akhirnya dia senang kalau ini adalah keputusan saya sendiri dan sudah dipikirkan cukup lama."
Dua alasan besar yang berpengaruh
Keputusan Aaron untuk tidak punya anak akibat perubahan iklim mungkin sebuah langkah yang ekstrem.
Tapi menurut Matthew Schneider Mayerson, profesor Studi Lingkungan di Yale NUS College di Singapura, banyak orang yang berpikir untuk melakukan hal yang sama.
Profesor Matthew pernah meneliti masalah iklim reproduksi, sebuah studi akademis pertama tentang masalah ini.