Suara.com - Jumlah korban tewas akibat ledakan truk yang mengangkut bahan bakar di Haiti naik menjadi 75 hingga Rabu (15/12/2021).
Menyadur Channel News Asia Kamis (16/12/2021), menurut pihak berwenang, para korban tewas tersebut adalah warga yang berebut bahan bakar yang tumpah dari truk.
Petugas penyelamat menemukan 61 mayat di lokasi kecelakaan, yang terjadi pada Senin malam waktu setempat di kota terbesar kedua Haiti, Cap-Haitien.
Sementara itu, direktur rumah sakit Cap-Haitien mengatakan bahwa 14 orang meninggal saat dirawat karena luka.
"Kami membutuhkan semua bantuan yang bisa kami dapatkan. Rumah sakit tidak terbiasa dengan begitu banyak korban luka," kata Jean Gracia Coq, direktur Rumah Sakit Universitas Justinien.
"Kelangkaan membuat orang lengah dan tidak mengambil tindakan pencegahan yang harus diambil berkaitan dengan bahan bakar," sambungnya.
Ledakan besar tersebut menghanguskan beberapa rumah dan toko di dekatnya, serta menghancurkan mobil dan sepeda motor yang sedang lewat.
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa truk bahan bakar itu terbalik setelah pengemudinya berusaha menghindari tabrakan sepeda motor.
Seorang pedagang kaki lima bernama Marie-Ange Celicourt membawa temannya ke rumah sakit akibat terluka karena ledakan itu.
Baca Juga: Kebakaran SD di Pelosok Bengkalis, Guru-guru Berhamburan Selamatkan Diri
"Dia datang kepada saya berteriak: 'Saya terbakar! Saya terbakar!'" kata Celicourt (39), sambil menunggu di rumah sakit.
"Kasusnya serius. Dokter memberi tahu saya bahwa salah satu paru-parunya terbakar, tetapi kami belum memberi tahu dia," sambungnya.
Kedutaan Besar AS di Haiti dalam sebuah pernyataan menyatakan belasungkawa kepada korban luka dan keluarga korban tewas.
Petugas penyelamat telah menyelesaikan pencarian di daerah itu, kata Frandy Jean, kepala pemadam kebakaran Haiti untuk wilayah utara.
Dampak ledakan diperparah karena warga menyimpan bahan bakar di rumah mereka dan karena beberapa mendekati truk ketika terbalik.
"Sopir telah memperingatkan orang-orang untuk tidak mendekati truk itu," kata Jean kepada Reuters. "Mereka tidak mendengarkan. Mereka membawa telepon mereka, yang mereka gunakan (sebagai senter), dan beberapa mencoba melubangi tangki dengan palu."