Khawatir Serangan Rusia, AS Perintahkan Staf Kedutaan Meninggalkan Ukraina

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 25 Januari 2022 | 12:56 WIB
Khawatir Serangan Rusia, AS Perintahkan Staf Kedutaan Meninggalkan Ukraina
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (twitter.com) / Progress Wisdom
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memerintahkan semua keluarga staf kedutaan mereka di Ukraina untuk meninggalkan negeri tersebut di tengah kemungkinan adanya serangan Rusia.

Deplu AS mengatakan anggota keluarga dari staf kedutaan di Kyiv jika mereka harus meninggalkan negeri itu.

Dikatakan juga staf yang tidak termasuk pekerja esensial untuk meninggalkan Ukraina dengan biaya yang ditanggung Pemerintah Amerika Serikat.

Tindakan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan yang dilakukan militer Rusia di kawasan perbatasan dengan Ukraina.

Meski ada pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa (Swiss), ketegangan masih belum mereda.

Pejabat Deplu AS menekankan bahwa kedutaan mereka di Kyiv tetap buka dan pengumuman tersebut bukan berarti sebagai tindakan evakuasi.

Langkah tersebut sudah dipertimbangkan sebelumnya dan tidak menunjukkan berkurangnya dukungan AS terhadap Ukraina, kata pejabat Amerika Serikat.

Dalam pernyataannya, Deplu AS menekankan laporan terbaru jika Rusia berencana melakukan aksi militer signifikan terhadap Ukraina.

Namun Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh negara-negara NATO meningkatkan ketegangan dengan menyebarkan berbagai informasi tidak benar.

Baca Juga: Antisipasi Serangan Rusia, AS Kirim 80 Ton Senjata Ke Ukraina Senilai Rp 2,86 Triliun

Departemen Luar Negeri AS menambahkan: "Kondisi keamanan, khususnya di sepanjang perbatasan Ukraina, di Krimea yang diduduki Rusia, dan di Ukraina timur yang dikuasai Rusia, tidak dapat diprediksi dan dapat memburuk dengan sedikit pemberitahuan. Demonstrasi, yang terkadang berubah menjadi kekerasan, terjadi secara rutin di Ukraina, termasuk di Kyiv."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI