Inilah yang kita maksud dengan endemi. Contoh endemi termasuk flu biasa, influenza dan HIV/AIDS.
Endemi bukan berarti kita lengah
Diskusi seputar COVID menjadi endemi menjadi semakin rumit dengan pandangan yang sangat berbeda dalam praktiknya.
Penting untuk ditekankan bahwa ini tidak berarti kita lengah, menyerah pada virus atau menurunkan ancaman yang ditimbulkan virus terhadap individu dan komunitas.
Kita tetap waspada dan menangani saat lonjakan kasus terjadi, melakukan apa yang diperlukan untuk menjaga penularan serendah mungkin.
Yang penting, saat penyakit dianggap endemi tidak berarti kita menganggapnya ringan. Penyakit itu tetap menjadi bagian dari hidup kita, dan karenanya kita masih harus melindungi mereka yang rentan terhadap penyakit parah, seperti yang kita lakukan dengan penyakit lain.
Sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa hidup dengan virus tidak sama dengan mengabaikan virus. Sebaliknya, ini jadi sebuah penyesuaian dalam cara kita menanggapi penyakit.
Akan jadi perjalanan berliku
Penting juga untuk menyoroti bahwa masa transisi ini mungkin tidak selalu mulus dan pasti akan ada tantangannya.
Salah satu kendala utama yang akan kita hadapi adalah kemungkinan munculnya varian baru dan bagaimana itu akan berdampak pada penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Untuk mengurangi kemungkinan munculnya varian baru dan penularan virus, penting bagi kita untuk benar-benar meningkatkan program vaksinasi secara global.
Baca Juga: Muncul Wacana Endemi dengan Tersebarnya Omicron, WHO: Tidak di 2022
Untuk membantu transisi ke tahap pandemi berikutnya, untungnya kita akan bisa menggunakan banyak senjata baru yang sedang dalam proses pembuatan. Ini termasuk vaksin generasi berikutnya yang akan lebih efektif terhadap varian terbaru, atau vaksin universal yang mencakup semua varian. Kita berharap vaksin baru juga akan lebih baik dalam mengendalikan penularan.