Omicron Tinggi, WHO Minta Negara-Negara Tidak Terburu-buru Cabut Pembatasan

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 03 Februari 2022 | 13:32 WIB
Omicron Tinggi, WHO Minta Negara-Negara Tidak Terburu-buru Cabut Pembatasan
Ilustrasi omicron (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 90 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan sejak varian Omicron diidentifikasi 10 minggu lalu. Jumlah ini lebih banyak dari pada jumlah kasus sepanjang tahun 2020, yang merupakan tahun pertama pandemi.

Setelah banyak negara melonggarkan pembatasan mereka di tengah kelelahan publik, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyeus memperingatkan bahwa Omicron tidak boleh diremehkan meskipun telah terbukti membawa penyakit yang lebih ringan daripada varian sebelumnya tapi"peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah dunia."

"Kami prihatin adanarasi yang telah menjadi pegangan di beberapa negara bahwa karena sudah ada vaksindan penularan Omicron yang tinggi dengantingkat keparahan yang lebih rendah, makapencegahan penularan tidak memungkinkan dan tidak lagi diperlukan," katanya dalam pengarahan rutin WHO tentang pandemi.

"Ini tidak benar," tambah Tedros.

"

"Terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan. Virus ini berbahaya dan terus berkembang di depan mata kita sendiri."

"

Negara-negara Eropa telah melonggarkan pembatasan

WHO mengatakan empat dari enam wilayahnya di seluruh dunia mengalami peningkatan tren kematian.

Banyak negara Eropa telah mulai melonggarkan pembatasan dan lockdown, termasuk Inggris, Prancis, Irlandia, dan Belanda, sementara Finlandia akan mengakhiri pembatasan COVID-19 bulan ini.

Pada hari Selasa (01/02), pemerintah Denmark membatalkan sebagian besar pembatasan yang ditujukan untuk memerangi pandemi, dengan mengatakan tidak lagi menganggap COVID-19 sebagai "penyakit kritis secara sosial."

Baca Juga: Tiga Dosis Vaksin CoronaVac Mampu Menetralkan Omicron, Varian SARS-CoV-2 yang Kini Paling Banyak Bermutasi

Negara berpenduduk 5,8 juta jiwa itu dalam beberapa pekan terakhir mengalami lebih dari 50.000 kasus baru setiap hari, tetapi jumlah pasien di unit perawatan intensif telah menurun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI