"Saat ini kami bekerja, namun impian kami adalah dalam waktu kurang dua tahun kami akan bisa memberi kesempatan kepada orang lain baik yang terampil atau yang tidak terampil, mengalami apa yang pernah kami alami."
Industri perhotelan mengalami banyak kesulitan selama pandemi
Sektor perhotelan Australia yang meliputi restoran, kafe, pub dan juga layanan akomodasi dalam beberapa bulan terakhir mengalami kekurangan pekerja karena adanya peningkatan kasus Omicron yang terjadi selama musim panas.
Menteri Tenaga Kerja negara bagian Victoria Jaala Pulford mengatakan industri perhotelan adalah salah satu dari banyak sektor yang bekerja sama dengan pemerintah untuk mencari pekerja lebih banyak guna mengisi berbagai lowongan yang ada.
"Inilah sektor yang sangat tergantung pada mahasiswa internasional, backpacker dan mereka yang melakukan perjalanan, jadi betul-betul terkena dampaknya selama pandemi," katanya.
Loretta Bolotin direktur eksekutif "Free to Feed" mengatakan Verena dan anaknya Zuaad adalah aset bagi restoran tersebut.
"Keberhasilan kami adalah keberhasilan mereka juga," katanya.
"Saya kira komunitas lokal menyukai apa yang kami lakukan di Free to Feed dan semang dengan semangat multikultur, keberagaman dan makanan yang kami sajikan."
Jane Trewin, direktur eksekutif bidang pendidikan di lembaga kejuruan Box Hill Institute mengatakan bahwa industri perhotelan akan dengan cepat menerima para pekerja yang terampil.
"
Baca Juga: 5 Usaha agar Cepat Mendapatkan Pekerjaan, Hindari Gengsi!
"Industri perhotelan sekarang ini sedang betul-betul kekurangan pekerja," katanya.
"
Jane mengatakan selain untuk mendapatkan ijazah, pelatihan yang diikutinya juga memberi kesempatan bekerja dengan para ahli dan juga siswa kelas-kelas lanjutan.
"[Kami] memberikan mereka semua keterampilan serta kesempatan sehingga mereka bisa menemukan jalan mereka sendiri," katanya.
Fokus menemukan mereka yang mungkin tidak dapat kerja
Lebih dari 200 orang sudah mendapatkan pekerjaan di industri perhotelan, lewat program bernama 'Jobs Victoria' yang memakan biaya sekitar Rp36 miliar.
Pemerintah negara bagian Victoria mendanai Box Hill Institute untuk menyediakan pelatihan. Mereka yang sudah menjalani pelatihan mendapatkan upah yang lebih tinggi.