Mengapa Tes Cepat COVID-19 Dilarang di Cina?

Rabu, 16 Februari 2022 | 10:37 WIB
Mengapa Tes Cepat COVID-19 Dilarang di Cina?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di saat negara-negara Barat mulai mendistribusikan tes antigen cepat gratis kepada warga, Cina menetapkan tes PCR sebagai standar pengujian dalam strategi nol-Covid di negara itu.

Varian Omicron yang terus menyebar ke seluruh dunia membuat permintaan tes antigen cepat (RAT) untuk COVID-19 juga meningkat. Bulan lalu, Gedung Putih mengumumkan warga Amerika Serikat dapat mulai memesan RAT gratis mulai 19 Januari, karena Washington telah membeli 1 miliar RAT.

Di saat negara-negara Barat mengandalkan RAT sebagai alternatif untuk sistem pengujian PCR, Cina tetap menjadi salah satu dari sedikit negara yang hampir secara eksklusif hanya mengandalkan tes PCR untuk mengidentifikasi virus corona.

Tes PCR mencari materi genetik virus seperti asam nukleat atau RNA, sedangkan RAT mencari potongan protein yang terinfeksi oleh virus. Tes PCR biasanya lebih akurat dibanding RAT karena lebih sensitif.

Artinya, tes antigen membutuhkan konsentrasi virus yang lebih tinggi daripada tes PCR untuk menunjukkan hasil positif.

Menurut data Administrasi Produk Medis Nasional Cina pada akhir tahun 2021, Cina menyetujui 68 reagen uji COVID-19 baru, termasuk 34 reagen pengujian asam nukleat, 31 reagen pengujian antibodi, dan hanya tiga reagen pengujian antigen.

RAT buatan Cina tersebar luas secara global Laporan media Cina menunjukkan setidaknya 10 jenis RAT yang diproduksi di Cina telah disetujui di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Kanada, dan Yunani.

Padahal banyak RAT yang diproduksi di Cina belum disetujui di dalam negeri, sejumlah ahli berpendapat, alasan mengapa Cina belum mulai meluncurkan RAT dalam skala massal adalah karena kegigihan negara itu dalam menegakkan strategi nol-Covid.

“Penegakan Cina terhadap kebijakan nol-Covid di masa mendatang, menentukan tes antigen cepat mungkin tidak cukup efektif pada tahap saat ini,” kata Xi Chen, seorang profesor kebijakan kesehatan dan ekonomi di Yale School of Public Health.

Baca Juga: Tes Cepat Molekuler dan Jalur Khusus Disiapkan Sambut Pelancong Singapura di Nongsa

Pakar lain setuju dengan penilaian Chen. Mei-Shang Ho, seorang peneliti di Institute of Biomedical Sciences di Academia Sinica di Taiwan menyebutkan, karena RAT tidak begitu sensitif terhadap viral load yang rendah, pengujian PCR adalah metode yang disukai untuk negara-negara yang menerapkan strategi mengidentifikasi semua kasus yang ada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI