Penelitian: Pasukan Belanda Gunakan Kekejaman Ekstrem di Indonesia

Minggu, 20 Februari 2022 | 12:42 WIB
Penelitian: Pasukan Belanda Gunakan Kekejaman Ekstrem di Indonesia
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Proyek penelitian sejarah di Belanda menyimpulkan, tentara Belanda yang dikirim ke Indonesia tahun 1940-an melakukan kekerasan ekstrem secara struktural, termasuk eksekusi illegal.

Menghadapi perlawanan dari pihak Indonesia yang menuntut kemerdekaan, pasukan Belanda di Indonesia selama periode 1940-an telah menggunakan "kekerasan ekstrem, sering secara sengaja,” demikian kesimpulan proyek penelitian sejarah di Belanda yang hasilnya dirilis hari Kamis (17/2).

Di Amsterdam saat ini sedang berlangsung pameran tentang Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum, yang digagas bersama kurator dan museum dari Indonesia.

Penelitian itu adalah sebuah proyek jangka Panjang yang berlangsung selama 4 1/2 tahun dan dilakukan oleh para ahli dari tiga lembaga penelitian sejarah.

Hasil penelitian mereka bertentangan dengan pandangan lama pemerintah Belanda, bahwa pasukannya hanya terlibat dalam kekerasan ekstrim secara sporadis ketika mereka memerangi pasukan pro-kemerdekaan di Hindia Belanda.

Dalam sebuah pernyataan, para peneliti mengatakan, sumber yang mereka konsultasikan menunjukkan bahwa penggunaan kekerasan ekstrem oleh angkatan bersenjata Belanda tidak hanya meluas, tetapi juga sering disengaja.

Tindakan itu juga "dimaafkan di setiap tingkatan: politik, militer dan hukum.''

Pemimpin Belanda sudah minta maaf atas beberapa peristiwa

Pada tahun 2013, pemerintah Belanda telah meminta maaf atas beberapa kekejaman yang dilakukan pasukannya antara tahun 1945 sampai 1949, ketika Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Akui Kekerasan Militer Saat Perang Kemerdekaan Indonesia, PM Belanda Minta Maaf

Raja Belanda saat ini, Willem-Alexander, juga secara resmi telah meminta maaf selama kunjungan kenegaraan ke Indonesia tahun 2020 atas agresi negaranya di masa lalu. Sebelumnya sebuah laporan Belanda dari tahun 1969 telah mengakui adanya "ekses-ekses kekerasan” di Indonesia, tetapi berpendapat bahwa pasukan Belanda ketika itu melakukan "aksi polisi” yang dipicu oleh perang gerilya dan aksi teror.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI