Suara.com - Jumlah korban tewas akibat longsor di Brasil terus meningkat. Hujan deras mempersulit upaya penyelamatan. Banjir di Petrópolis terjadi ketika ilmuwan memperingatkan eskalasi deforestasi di tahun pemilu.
Setidaknya 117 orang meninggal dunia, termasuk di antaranya 13 anak di bawah umur, demikian lapor media lokal, G1, Jumat (18/2).
Hingga kini regu penyelamat masih berusaha mencari korban yang masih dinyatakan hilang.
Sirene bahaya dikabarkan berbunyi berbelas kali untuk memperingatkan warga terhadap curah hujan deras yang berlangsung hingga sore hari. Ancaman longsor susulan memaksa regu penyelamat menghentikan pekerjaan.
Sejauh ini, 24 orang sudah diselamatkan dari puing dan lumpur. Menurut stasiun cuaca, Climatempo, hujan yang mengguyur kawasan Petrópolis selama enam jam pada Kamis (17/2), melampaui volume curah hujan untuk sepanjang bulan Februari.
Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro mengatakan, hujan di Petrópolis itu merupakan yang terparah sejak 1932, mengutip lembaga meteorologi nasional.
Belasan rumah dikabarkan lenyap tersapu longsor. Dalam laporannya, situs berita G1 menggambarkan Petrópolis sebagai "kota di bawah timbunan lumpur.”
Sebanyak 540 petugas pemadam kebakaran dan 400 aparat kepolisian ikut membantu tim SAR mencari korban.
Helikopter terbang lalu lalang dari lokasi kejadian ke tempat lain di wilayah pegunungan tersebut.
Baca Juga: Hujan Deras Sebabkan Longsor dan Banjir, Korban Tewas di Brasil Capai 104 Jiwa
"Kota saya musnah,” kata penduduk Petrópolis, Elenir de Souza, kepada harian Folha de S. Paulo.