Keputusan itu rupanya tidak disambut baik pasutri ini. Pasalnya, mereka menilai mahasiswa cowok dan cewek yang mengontrak bareng itu bisa "kumpul kebo".
Tak hanya itu, pasutri ini juga membeberkan Ketua RT/RW hanya tahu jika penghuni kontrakan hanya 3 mahasiswa. Namun, Ketua RT/RW tidak tahu jika mahasiwa itu terdiri dari cowok dan cewek yang belum menikah.
"RT/RW ku juga tahunya yang ngontrak 3 orang tapi laki-laki semua, gak tahu kalau campur dan belum nikah. Apa itu gak takut jadi kumpul kebo ya min?" pungkas pasutri ini.
Sontak, curhatan pasutri ini ramai dikomentari warganet. Walau begitu, warganet justru ngegas dan mengkritik pasutri tersebut yang dinilai mencampuri urusan orang.
Bahkan, banyak yang menilai keputusan mahasiswa perantauan untuk mengontrak bareng wajar. Pasalnya, mereka dinilai melakukan itu demi menghemat biaya sehari-hari.
"Kalau emang beneran kumpul kebo kenapa? Mau lu arak keliling kampung? Mind your business. Cari kegiatan positif deh, orang lain dah pusing ngurusin diri sendiri, lu masih punya waktu buat ngurusin orang lain. Hadeh urusan harmless gitu aja lu permasalahin," tegur warganet.
"Kumpul kebo kita hajar, kalau ada KDRT jangan ikut campur," sentil warganet.
"Yaampun jadi inget digrebek pak RT padahal posisinya lagi ramean pas bikin es mambo buat danusan, dibilangnya malah ngezina alias gak jelas banget najong. Endingnya kosan gue dipasang spanduk dilarang berzina," curhat warganet.
"Aku juga ngontrak nder berlima biar irit, isinya cowok cewek gak ada hubungan saudara sama sekali, tapi apakah kita kumpul kebo? Enggak, yang kebo itu otakmu," kecam warganet.
Baca Juga: Kesaksian Tetangga Rumah Pasutri Penimbun Minyak Goreng: Kalau Barang Datang, Mobil Antre Angkut
"Jadi? Yaudah biarin aja sih. Mind your own business deh, ini pasti bakal kontroversi, tapi buat gue selama gak ganggu, gak berisik, gak ngotorin lingkungan sekitar rumah, gue mah santai. Sungguh free sekali waktunya sampe bisa ngamatin tetangga," tambah yang lain.