China Menolak Menyebut Serangan Militer Rusia ke Ukraina sebagai Invasi

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 25 Februari 2022 | 16:36 WIB
China Menolak Menyebut Serangan Militer Rusia ke Ukraina sebagai Invasi
Asap hitam mengepul dari bandara militer di Chuguyev dekat Kharkiv pada 24 Februari 2022. Aris Messinis / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Presiden Biden menyampaikan pidatonya kepada rakyat AS dari Gedung Putih, beberapa jam setelah mengadakan pertemuan virtual dengan para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Italia, dan Jepang.

Presiden Komisi EropaUrsula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Sekjen NATO Jens Stoltenberg juga hadir dalam pertemuan virtual itu.

Desakan untuk memotong akses Rusia terhadap sistem SWIFT disampaikan pula oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

"Kami mendesak pemotongan akses Rusia dari SWIFT, pemberlakuan zona larangan terbang di wilayah udara Ukraina serta tindakan efektif untuk menghentikan sang agresor," katanya.

Mengimbangi pengaruh Amerika Serikat

Serangan militer Rusia terhadap Ukraina terjadi beberapa pekan setelah Presiden Putin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum ajang Olimpiade Musim Dingin digelar di Beijing.

Kedua pemimpin saat itu mengumumkan kemitraan strategis untuk mengimbangi pengaruh AS, menyebut kedua negara akan bekerja sama di semua bidang, tak terkecualibidang yang "terlarang".

Presiden Xi dan Presiden Putin telah menjalin kemitraan erat selama bertahun-tahun, namun tindakan Rusia di Ukraina menempatkan China dalam posisi yang canggung.

Ditanya apakah Presiden Putin memberi tahu China rencana untuk menyerang Ukraina, Jubir Deplu China Hua Chunying mengatakan Rusia tidak perlu meminta persetujuan dari China.

"Negara itu secara independen memutuskan dan menerapkan diplomasi dan strateginya sendiri sesuai dengan penilaian dan kepentingan strategisnya sendiri," katanya.

Baca Juga: Ukraina-Rusia: Siapa Orang-orang Penting yang Didengar Putin?

Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, berpendapat bahwa Presiden Xi Jinping memegang kunci yang bisa mendorong Presiden Putin menghentikan invasi ke Ukraina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI