Kami Tidak Sepanik Sebelumnya: Apakah Indonesia Sudah Belajar dari Delta?

SiswantoABC Suara.Com
Minggu, 27 Februari 2022 | 12:09 WIB
Kami Tidak Sepanik Sebelumnya: Apakah Indonesia Sudah Belajar dari Delta?
Ilustrasi covid-19 omicron (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hari Rabu minggu lalu Indonesia mencatat kasus harian tertinggi sebanyak lebih dari 64.000kasus, melampaui rekor Delta sebelumnya yaitu 56.700 di bulan Juli 2021.

Namun, pemerintah mengatakan sudah mempersiapkan diri lebih baik menghadapi Omicron dibandingkan ketika adanya varianDelta.

Pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakar (PPKM) level 4 terutama di Bali dan Jawa sejak awal Februari dan juga menerapkan program telemedicine di mana mereka yang mengalami gejala ringan menjalani perawatan di rumah.

"Karena pengalaman Indonesia dengan Delta dan juga pengalaman Omicron di negara lain, kami tahu apa yang harus kami persiapkan," kata dr Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Kementerian Kesehatan kepada ABC.

DokterNadia mengatakan Indonesia sudah mempersiapkan 140.000tempat tidur untuk mengantisipasi lonjakan kasus di minggu-minggu mendatang, selain juga pasokan obat-obatan, tabung oksigen dan ventilator.

Kementerian Kesehatan mengatakan sudah membeli 400 ribu tablet molnupiravir untuk mengobati COVID, dan memasang 36 konsentrator oksigen di rumah sakit dan mengirimkan 16 ribu generator oksigen.

Namun dr Nadia mengakui bahwa sistem layanan kesehatan di Indonesia masih saja bisa kewalahan bila jumlah kasus Omicron terus bertambah dan melebihi angka kasus Delta.

"

"Tingkat keparahan Delta itu kan 80 persen orang menjadi sakit, sementara Omicron ini hanya 25 persen. Tapi 25 persen ini dari jumlah yang tiga kali, bahkan enam kali lipat dari Delta. Jadi jumlahnya secara hitungan itu ya sama."

"

Dr Erlina Burhan adalah dokter spesialis penyakit paru dan kepala tim penangananCOVID-19 di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur.

Baca Juga: COVID-19 Melanda PN Jember, 16 Orang Terpapar Virus Corona

Dia mengatakan saat ini 60 persen dari sekitar 100 ranjang rumah sakit yang dikhususkan untuk COVID sudah terisi.

"Kami lebih siap sekarang dengan tempat tidur, infrastruktur lain,obat-obatan dan oksigen," katanya.

"

"Tetapi bila semakin banyak tenaga kesehatanharus menjalani isolasi, kami bisa kewalahan juga karena staf lain harus bekerja lebih lama untuk menggantikan yang sakit. Kecapekan bisa menjadi masalah.

"

DokterErlina mengatakan adanya sistem telemedicine sangat membantu pasien COVID melakukan isolasi di rumah.

"Selama gelombang Delta tahun lalu suasananya kacau sekali," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI