Banyak Perusahaan Jerman Yang Beroperasi di Rusia Dukung Sanksi

Minggu, 27 Februari 2022 | 14:41 WIB
Banyak Perusahaan Jerman Yang Beroperasi di Rusia Dukung Sanksi
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan Jerman yang berinvestasi di Rusia sekarang menghadapi ketidakpastian. Tetapi kebanyakan perusahaan mendukung sanksi ekonomi terhadap Rusia setelah invasi di Ukraina.

Para pemimpin bisnis di Jerman bereaksi secara emosional terhadap serangan Rusia di Ukraina.

Selama bertahun-tahun, kebijakan Jerman di Rusia adalah untuk mempromosikan perubahan politik yang positif melalui hubungan ekonomi, dengan apa yang disebut "Wandel durch Handel” (perubahan melalui perdagangan).

Jerman adalah salah satu investor asing paling signifikan di Rusia, dengan investasi langsung bernilai sekitar 25 miliar euro.

Hubungan bisnis kedua negara berkembang baik. Menurut Asosiasi Kamar Dagang Jerman cabang Moskow, ada 3.651 perusahaan Jerman yang aktif di Rusia saat ini. Menurut data tahun 2019, perusahaan-perusahaan ini mempekerjakan seluruhnya lebih dari 277.000 orang.

Prioritas utama: nasib karyawan "Saya berharap konflik akan mereda, sehingga situasi ini dapat diredakan," kata Ola Källenius, ketua dewan manajemen Grup Mercedes Benz, hari Kamis (24/2).

Mercedes memiliki pabrik dekat Moskow. Prioritas pertama perusahaan, kata Källenius, adalah para pekerjanya. Metro, raksasa grosir makanan Jerman, juga menyatakan keprihatinannya.

"Tanggung jawab kami sebagai perusahaan di Rusia pertama-tama adalah sekitar 10.000 karyawan dan 2,5 juta pelanggan kami," kata seorang juru bicara Metro hari Selasa (23/2). Tahun lalu, omset Metro mencapai 4 miliar euro melalui 93 kompleks pertokoan.

Di Ukraina Metro mengoperasikan 26 kompleks pertokoan dengan omset sekitar 800 juta euro per tahun. Perusahaan telekomunikasi Jerman Deutsche Telekom mempekerjakan sekitar 2.000 orang di situs pengembangan perangkat lunaknya di kota St. Petersburg. Bos Deutsche Telekom, Tim Höttges, menawarkan staf di sana visa dan relokasi.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia dan Ukraina, BBM dan Elpiji di Indonesia Naik Imbasnya Sampai ke Berbagai Sektor

Deutsche Telekom menyatakan prihatin, namun mendukung sanksi. Apa yang terjadi selanjutnya? "Kami belum dapat memperkirakan dampak ekonomi dari invasi ini, tetapi kemungkinan besar akan parah," kata Peter Adrian, kepala Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman, kepada DW.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI