Kemasan Plastik Sekali Pakai Jadi Ancaman Implementasi Ekonomi Hijau

Rabu, 16 Maret 2022 | 18:13 WIB
Kemasan Plastik Sekali Pakai Jadi Ancaman Implementasi Ekonomi Hijau
Ilustrasi limbah sampah plastik [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun seperti diketahui, belakangan ini ramai diberitakan beberapa pihak berupaya mendorong BPOM mengeluarkan kebijakan yang bisa mendorong penggunaan air minum dalam kemasan/AMDK galon sekali pakai, padahal selama ini masyarakat terbiasa menggunakan kemasan galon guna ulang.

Edward menegaskan, dalam konteks penanganan sampah, air minum dengan galon sekali pakai sangat tidak dianjurkan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan prioritas penanganan sampah berbasis mengurangi dan membatasi penggunaan sampah plastik.

Dengan konsep tersebut, akan semakin banyak timbulan sampah untuk diolah.

"Kebijakan yang mendorong air minum kemasan galon sekali pakai harusnya dipertimbangkan kembali. Kita tidak dukung yang sekali pakai, usahakan yang bisa digunakan kembali,” kata dia.

Sejalan dengan itu, Fani menjelaskan, kesehatan menjadi salah satu faktor penting dalam ekonomi hijau, setara dengan penanganan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Namun demikian, kebijakan yang sifatnnya multidimensi dan multisektoral harus dapat menjaga kepentingan bersama, prioritas utama yang sudah ditetapkan, dan tidak merugikan banyak pihak.

AMDK galon sekali pakai otomatis akan menambah timbulan sampah plastik, harus dapat dipikirkan dampak menyeluruhnya, baik dari sisi lingkungan, infrastuktur pengolahan, persaingan usaha termasuk industri yang bergantung dari keputusan ini, dan dampak ekonominya seperti kepada UMKM dan tenaga kerja.

"Harus duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan ini bersama,” tegas dia.

Menurut Rofi, sampah plastik telah menjadi perhatian besar dalam ekonomi hijau. Faktanya, saat ini sampah plastik Indonesia di laut mencapai 6,8 juta ton per tahun.

Baca Juga: Pengelolaan Sampah Plastik Butuh Investasi Rp72,4 Triliun

Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen yang didaur ulang dan 20 persen yang berakhir di TPA. Sementara itu, sisanya bakal menjadi sampah yang bocor ke sungai dan laut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI