Afasia Broca: Pengidapnya berbicara stakato atau terputus-putus seperti telegram, sering hanya berbicara kata yang sangat pendek atau hanya menderet sejumlah kata pendek, kemungkinan mengidap afasia broca.
Kelancaran bicara terganggu akibat mencari kata-kata yang tepat, tetapi apa yang diucapkan penderitanya sering kali masih bisa dipahami.
Afasia Wernicke: Gejala sebaliknya diidap mereka yang menderita afasia wernicke. Mereka berbicara dengan kalimat panjang berbelit-belit dan beberapa diantaranya diulang-ulang.
Penderita kelihatannya berbicara lancar, tapi menemukan kata-kata yang tepat amat sulit atau sering kali kalimat yang dirangkai tidak ada artinya. Kita juga tidak bisa memahami apa yang dibicarakan.
Afasia Globale: Mereka yang mengidap afasia global sering kali berbicara hanya kata satu per satu dan mengulang-ulang frasanya.
Pada bentuk paling berat afasia ini, orang tidak bisa lagi memahami apa yang dibicarakan penderitanya. Terapi parsial masih dimungkinkan Gangguan berbicara ini tidak bsa disembuhkan.
Namun, dengan banyak latihan dan terapi bicara secara terarah, penderitanya sering kali bisa belajar lagi berbicara normal dan bahkan juga menulis.
Terutama setelah serangan stroke yang hanya berlangsung satu kali, sekitar 30% pasien masih bisa dipulihkan total fungsi berbicaranya dalam waktu empat pekan pertama. Namun setelah itu, peluang penyembuhan kembali gangguan berbicara terus menurun. (as/vlz)

Baca Juga: Apa Itu Penyakit Afasia yang Dialami Bruce Willis? Kenali Kondisi Ini dan Jenisnya