Larangan berkumpul dan pemadaman media sosial, pada Minggu (3/4), diniatkan untuk mencegah gelombang protes massal di penjuru negeri.
Pemblokiran situs Facebook, Twitter dan WhatsApp akhirnya dicabut setelah 15 jam, ketika Komisi HAM Sri Lanka memvonis kebijakan pemerintah ilegal.
Aktivis antipemerintah mengaku akan menggelar demonstrasi besar-besaran di sejumlah kota pada Senin, untuk memaksakan pengunduran diri kakak beradik Rajapaksa.
Krisis di Sri Lanka memuncak, ketika pemerintah tidak lagi punya cadangan devisa mata uang asing untuk membayar impor.
Akibatnya, kapal-kapal tanker dan kontainer dari luar negeri mengantri di pelabuhan, tanpa bisa menurunkan barang.
Pemerintah di Kotte sudah meminta keringanan kredit dari Cina dan pinjaman lunak dari India.
Menteri keuangan Sri Lanka juga dijadwalkan bakal bertandang ke Washington, AS, untuk menegosiasikan paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Menyusul tekanan demonstran, Gotabaya akhirnya memilih pejabat baru untuk memimpin negosiasi utang dengan debitur asing.
Buntutnya mulai Senin, Ali Sabry, yang selama ini menjabat Menteri Kehakiman, akan menggeser adik kandung sang presiden sendiri, Basil Rajapaksa, sebagai menteri keuangan. rzn/hp (rtr,ap)
Baca Juga: Krisis Ekonomi Memburuk, Sejumlah Menteri Sri Lanka Mundur
