Kenapa Aliansi Keamanan Cina dan Kepulauan Solomon Dianggap Berbahaya?

Sabtu, 09 April 2022 | 09:32 WIB
Kenapa Aliansi Keamanan Cina dan Kepulauan Solomon Dianggap Berbahaya?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ekspansi maritim Euan Graham, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies di Singapura, mengatakan Cina sudah berusaha mengakses pelabuhan di Kepulauan Pasifik sejak lima tahun, seiring ambisinya di selatan Pasifik.

"Jika mereka ingin mengakses Samudera Pasifik, mereka harus membangun kapabilitas logistik untuk menopang misi militer di sana,” kata dia.

"Kita tidak berbicara tentang rencana perang, melainkan memperluas keberadaan militer dan pengaruhnya.”

Berbeda dengan pangkalan militer di Djibouti, di mana Cina ingin melindungi kepentingan komersilnya, Graham meyakini Kep. Solomon akan memainkan peranan yang lebih kecil.

"Dampaknya halus,” kata dia. "Cina selama ini berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan Australia dalam kompetisi memperluas pengaruh, bukan kompetisi militer,” katanya lagi.

Pangkalan militer Cina di Djibouti dibuka pada tahun 2017 silam. Fasilitas itu terutama digunakan untuk menopang operasi angkatan laut menumpas pembajakan di Teluk Aden.

Di sana, Cina juga membangun lapangan udara sepanjang 400 meter dan asrama untuk 2.000 tentara. Pemerintah di Beijing juga berhasil melobi Kamboja untuk mengizinkan pembangunan pangkalan militer.

Kesepakatan dilaporkan dibuat secara diam-diam oleh Presiden Hun Sen pada 2019 silam.

Sejak itu, perusahaan Cina terlibat memperdalam Pangkalan Laut Ream, untuk bisa dilabuhi kapal berbobot jauh lebih besar ketimbang yang saat ini dimiliki angkatan laut Kamboja.

Baca Juga: Kepulauan Solomon: Cina Tidak Boleh Bangun Pangkalan Militer

Cina juga sedang membangun markas angkatan laut baru untuk menggantikan gedung lama yang dibangun AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI