"Lebih baik kita kembali saja ke masa lalu, berkreasi dengan direbus dan bakar itu jauh lebih sehat. Bukan dihilangkan makanan gorengannya, tapi dikurangi saja dulu sementara," kata Danny Pomanto berseloroh yang disertai tawa canda kaum ibu-ibu yang ditemuinya.
Wali kota yang berlatar belakang arsitek itu mengajak masyarakat mengurangi konsumsi minyak goreng. Dengan cara itu bukan tidak mungkin minyak goreng yang tadinya langka akan kembali lagi hadir di setiap rak toko ritel maupun warung-warung.
"Teorinya kan demikian, hukum supply and demand. Semakin banyak permintaan, maka semakin tinggi harga suatu barang itu. Tapi kalau permintaan kurang, stok bisa saja melimpah, maka harga akan turun," katanya.
Menyikapi masalah minyak goreng itu, para mubalig mengajak kaum Muslimin agar lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Kelangkaan dan mahalnya minyak goreng, menurut mereka adalah salah satu tantangan bagi kaum Muslimin, khususnya ibu rumah tangga, untuk lebih bersabar dalam menyajikan menu-menu sehat dan berkah kepada anggota keluarganya.
Salah seorang mubalig kondang Makassar Ustadz Ashar Tamanggong selalu mengingatkan masyarakat untuk lebih bersabar, apalagi di bulan suci Ramadhan ini.
Sabar adalah suatu sikap menahan keinginan serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.
Dalam ajaran Islam, terdapat keutamaan sikap sabar yang bisa didapatkan oleh orang yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah akan memberikan kemuliaan bagi hambanya yang dapat menghadapi setiap ujian dengan penuh kesabaran. Bukan hanya itu, sikap sabar juga dapat mendorong setiap orang untuk terus bertawakal kepada Allah, berusaha dan berserah diri hanya kepada Allah. (Antara)
Baca Juga: Rp60 Miliar Anggaran Pemkot Makassar Sudah Tersedia untuk Bayar THR