Unsur penting dari jalangkote ada pada sausnya, yang umumnya menggunakan campuran saos cabai, sedikit cuka, gula pasir dan bahkan ada yang menggunakan cabai rawit. Berbeda dengan pastel yang hanya menggunakan cabai rawit.
Siasati buka puasa
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengajak seluruh pecinta gorengan agar mengganti atau mengurangi porsi makanan yang dimasak menggunakan hasil olahan minyak sawit itu dengan cara menambah porsi rebusan.
Sebetulnya, menurut dia, hampir setiap orang di kota itu sejak kecil sudah terbiasa mengonsumsi makanan dari hasil rebusan dan dibakar. Makanan dengan hasil rebusan dan bakar juga disebutnya lebih menyehatkan dari makanan yang digoreng.
Di beberapa masjid yang dikunjunginya saat menggelar Safari Ramadhan, dirinya kadang ditanyai oleh warganya tentang masih sulitnya ditemukan dan mahalnya minyak goreng di pasaran.
"Lebih baik kita kembali saja ke masa lalu, berkreasi dengan direbus dan bakar itu jauh lebih sehat. Bukan dihilangkan makanan gorengannya, tapi dikurangi saja dulu sementara," kata Danny Pomanto berseloroh yang disertai tawa canda kaum ibu-ibu yang ditemuinya.
Wali kota yang berlatar belakang arsitek itu mengajak masyarakat mengurangi konsumsi minyak goreng. Dengan cara itu bukan tidak mungkin minyak goreng yang tadinya langka akan kembali lagi hadir di setiap rak toko ritel maupun warung-warung.
"Teorinya kan demikian, hukum supply and demand. Semakin banyak permintaan, maka semakin tinggi harga suatu barang itu. Tapi kalau permintaan kurang, stok bisa saja melimpah, maka harga akan turun," katanya.
Menyikapi masalah minyak goreng itu, para mubalig mengajak kaum Muslimin agar lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Baca Juga: Rp60 Miliar Anggaran Pemkot Makassar Sudah Tersedia untuk Bayar THR
Kelangkaan dan mahalnya minyak goreng, menurut mereka adalah salah satu tantangan bagi kaum Muslimin, khususnya ibu rumah tangga, untuk lebih bersabar dalam menyajikan menu-menu sehat dan berkah kepada anggota keluarganya.