Di sinilah orang bisa merasakan bagaimana umat ketiga agama bersama menanti-nantikan hari besarnya, kata Nikodemus Schnabel, pastor Katolik yang sejak lama tinggal di pinggiran Kota Tua di Yerusalem.
"Kota ini sekarang sudah dipenuhi peziarah dari berbagai negara dan agama. Sepertinya setelah pembatasan corona dicabut, semua punya kebutuhan besar untuk merayakannya bersama-sama."
Selama beberapa hari, para peziarah akan berkeliling Kota Tua sambil berdoa. Hari Jumat masjid biasanya penuh dengan umat yang ingin melakukan salat. Sedangkan umat Yahudi akan mendatangi Tembok Ratapan.
Bagi para penjaga keamanan di Yerusalem, hari-hari itu adalah hari-hari yang menuntut kerja keras. Tapi perayaan Paskah belum berakhir minggu ini, karena umat Kristen Ortodoks merayakannya baru minggu depan.
Tahun 1582 Paus Gregor XIII menetapkan pembaruan kalender dan kalender sesudah itu dinamakan Kalender Gregorian. Tapi hal itu ditolak oleh kaum Ortodoks, yang tetap menggunakan sistem kalender yang lama. (hp/as)
