"Kami membangun rumah kami sepanjang hidup kami, itu telah hancur dalam satu detik," kata seorang guru berusia 20-an dari Bin, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, karena takut akan pembalasan dari militer.
Reuters tidak dapat menghubungi pihak berwenang setempat di wilayah tersebut untuk mengonfirmasi serangan terhadap Bin dan desa-desa lainnya.
Pembakaran desa dan pemindahan penduduk di daerah seperti Sagaing dan Magway – di mana sebagian besar tanaman negara itu diproduksi – akan mengganggu panen, menurut Klaster Ketahanan Pangan Myanmar, sebuah badan yang mengoordinasikan tanggapan PBB dan organisasi bantuan untuk krisis pangan.
"Pengurangan produksi di daerah-daerah seperti itu akan menyebabkan defisit pasokan makanan secara keseluruhan dan selanjutnya akan meningkatkan harga pangan yang sudah tinggi," kata kelompok itu kepada Reuters dalam sebuah pernyataan minggu ini. ha/hp (Reuters)
