Warga Australia di Shanghai Khawatir Dipisahkan dari Anak-Anak Mereka

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 19 April 2022 | 17:19 WIB
Warga Australia di Shanghai Khawatir Dipisahkan dari Anak-Anak Mereka
Ilustrasi. Warga Australia dari luar negeri yang bereuni di bandara setelah pembatasan karena pandemi. [AAP/Bianca De Marchi via ABC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Norman Lau warga negara Australia yang sudah tinggal di Shanghai selama hampir 20 tahun memiliki dua anak berusia 11 dan 14 tahun.

"

"Kemungkinan menjalani karantina, dan harus berpisah dari keluarga lebih menakutkan dibandingkan risiko terkena COVID itu sendiri," kata Norman.

"

Menurutnya, banyak warga asing di sana yang merasakan kekhawatiran yang sama.

Australia menyampaikan kekhawatiran kepada pemerintah

Dalam rekaman video yang disiarkan lewat media sosial, Duta Besar Australia untuk ChinaGraham Fletcher mengatakan pemerintah Australia sudah menyampaikan keberatan mereka berkenaan dengan kebijakan karantina kepada pemerintah China.

"Pemerintah China berusaha keras menurunkan jumlah kasus. Namun kita mengetahui bahwa lockdown dan pembatasan lain memiliki dampak besar bagi semua mereka yang tinggal di Shanghai," katanya.

"Bersama dengan pemerintah lain yang punya perwakilan di Shanghai, Australia sudah menyampaikan keprihatinan kami langsung kepada pemerintah China terkait akses ke makanan, layanan kesehatan atau ke bandara."

Sebagai bagian dari kebijakan lockdown, pemerintah setempat melarang warga keluar dari apartemen untuk membeli makanan atau melakukan kegiatan olahraga.

Duta besar Graham Fletcher juga menyampaikan keluhan soal fasilitas karantina, termasuk apakah keluarga akan dipisahkan.

Baca Juga: Kampanye Pemilu Australia: Salah Sebut Angka Hingga Kecelakaan

"

"Sama seperti yang lain, kami sudah menyampaikan langsung kepada pejabat China, tanpa selalu mendapat jawaban yang kami inginkan." katanya.

"

Ender Waters yang memiliki dua kewarganegaraan, Australia dan Amerika Serikat, tiba di Shanghai bulan September 2020 setelah sebelumnya pernah menjalani lockdown beberapa kali selama enam bulan di Melbourne.

Menurut guru bahasa Inggris tersebut, perbedaan besar antara lockdown di Shanghai dan Melbourneselain di Shanghai lebih ketat, adalah masalah pasokan makanan.

"Hal tersebut tidak pernah terjadi di Melbourne, kita selalu bisa belanja ke toko dan mendapatkan makanan," katanya.

EnderWaters mengatakan dia dan banyak keluarga warga asing dari negara-negara Barat menandatangani petisi menentang pemisahan keluarga namun petisi itu sudah dilarang ditempel setelah hanya dua hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI