Dia mengatakan bahwa Bartolomeus diberi seteguk air secara berkala tapi hanya diberikan makanan sebagai bentuk penghargaan.
"Saya ingin menyatakan bahwa peristiwa itu mengganggu saya," kata anggota Polisi Militer ini kepada penyelidik.
Dalam salah satu kejadian, katanya, petugas intelijen mengatakan kepada petugas Polisi Militer untuk membuat Bartolomeus tetap terjaga dengan memukul-mukul kaleng ransum.
"Kami tidak melakukannya karena kami percaya itu bukan tugas Polisi Militer," katanya.
"Dia pun diberi makanan dan air serta diizinkan tidur. Anggota intelijen mengetahui hal ini keesokan harinya dan mereka kesal," tambahnya.
Seorang anggota intelijen sangat marah karena para penjaga mengabaikan instruksi tentang bagaimana tahanan harus diperlakukan.
"Orang ini diizinkan tidur selama 10 hingga 12 jam, dan kami kemudian harus menunggu lagi, mungkin 70 jam lagi. Kami harus membuatnya lelah kembali," kata petugas intelijen itu kepada penyelidik.
"Saya bahkan berpikir anggota Polisi Militer itu seharusnya didakwa dan dikirim pulang," tambahnya.
Perintah untuk merekam interogasi
Sekitar 12 hari setelah Bartolomeus ditangkap, ada perintah dari seorang perwira intelijen untuk interogator agar mereka merekam diam-diam pengakuannya sebagai anggota Kopassus dalam misi di Timor Timur.
Baca Juga: Anak 8 Tahun Disiksa Hingga Disetrika Ayah Tiri, Ade Yasin Malu Bogor Jadi Kabupaten Layak Anak
Sebuah memo dari seorang perwira senior intelijen Australia yang dilihat oleh Four Corners memerintahkan para interogator untuk mengatur sesi "tanya jawab" yang "memungkinkan perekaman sembunyi-sembunyi untuk memastikan wajah tahanan terlihat jelas".