Suara.com - Ngabuburit memang biasa dilakukan menjelang buka puasa. Berbagai kegiatan bisa dilakukan selama ngabuburit, mulai dari jalan-jalan, nonton film, dan lain sebagainya.
Meski zaman berganti, tradisi ngabuburit nyatanya sudah mengakar dari zaman dulu hingga sekarang. Namun caranya saja yang berbeda.
Sebuah unggahan Twitter menampakkan momen lawas suasana ngabuburit pada tahun 1991.
Rupanya, ngabuburit di era sebelum reformasi itu berlangsug cukup berbeda dengan sekarang.
Ngabuburit di Tasikmalaya 1991
Pada video tersebut terlihat sebuah potongan berita stasiun televisi swasta pada tahun 1991 yang memberitakan suasana ngabuburit di Tasikmalaya.

Suasana ngabuburit di alun-alun tersebut berlangsung ramai mulai dari anak-anak hingga orangtua.
Banyak lapak-lapak jualan, panggung bernyanyi, hingga penyewaan buku atau komik.
"Anak-anak menyukai sosialisasi semacam ini dengan cara yang sama, setelah mereka lelah bermain, bernyanyi, berolahraga, mereka kemudian berbelanja makanan ringan untuk berbuka puasa," ujar narator dalam berita tersebut.
Baca Juga: 6 Tips Mengatur Waktu Ibadah dan Kuliah di Bulan Ramadan, Wajib Dicoba!
"Menjelang azan maghrib, banyak juga di antara mereka menghabiskan waktu dengan membaca buku sewaan seharga Rp 50 sampai Rp 100," imbuhnya.
Selain buku, beberapa komik yang sedang tren masa itu juga tersedia, seperti komik Crayon Sinchan maupun Doraemon.
Momen ngabuburit juga dimanfaatkan orang dewasa untuk mencari nafkah.
Ada dari mereka yang menyewakan gamebot, makanan ringan, makanan plastik, dan lain sebagainya.

Sementara orangtua banyak yang datang untuk berjalan-jalan di atas jalan berbatu untuk terapi.
Selain itu, ada juga anak yang naik delman sambil ngabuburit seharga Rp 200-300 perak per orang.