Hepatitis Akut Menyerang Dunia, Pemerintah Didesak Buat Protokol Demi Cegah Korban Jiwa

Selasa, 10 Mei 2022 | 11:19 WIB
Hepatitis Akut Menyerang Dunia, Pemerintah Didesak Buat Protokol Demi Cegah Korban Jiwa
Hepatitis Akut misterius [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia diminta segera membuat protokol penanganan pasien di tengah penyebaran hepatitis akut yang sudah masuk ke Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Charles menjelaskan protokol tersebut harus dibuat demi mencegah terjadinya korban jiwa akibat hepatitis akut misterius.

"Ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat hepatitis akut misterius," pinta Charles dalam keterangannya dikutip Wartaekonomi -- jaringan Suara.com, Selasa (10/4/2022).

Selain itu, DPR juga berharap Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai mewaspadai potensi munculnya kasus-kasus baru di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, Kemenkes juga diminta berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

"Kami mendorong Kemenkes membuka komunikasi dengan otoritas kesehatan internasional atau WHO agar Pemerintah mendapatkan informasi yang cepat dan akurat terkait protokol penanganan pasien," tegasnya.

Charles mengatakan, pemerintah juga harus menerapkan unsur kehati-hatian. Apalagi, angka kematian hepatitis akut pada anak-anak sudah meningkat di berbagai negara.

Semakin mengkhawatirkan, hepatitis akut juga masih dianggap misterius karena belum diketahui penyebab hingga metode penularannya.

"Baik dari sisi metode penularan, masa inkubasi dan tingkat kematian," kata Charles.

Terakhir, DPR berharap pemerintah juga selalu melakukan pola komunikasi yang baik kepada masyarakat. Hal ini dilakukan demi menghindari kepanikan dan penyebaran disinformasi.

Baca Juga: Hits Kesehatan: Selebgram Alami Infeksi Implan Hidung, Gejala Gula Darah Tinggi

"Saya berharap tidak ada isu hoaks hepatitis akut pada anak yang bermunculan sehingga mengakibatkan informasi yang salah di tengah masyarakat. Seperti pada kasus vaksinisasi COVID -19," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI