Profil Samin Tan, Crazy Rich Indonesia yang Divonis Bebas Kasus Suap Eni Saragih

Senin, 13 Juni 2022 | 20:07 WIB
Profil Samin Tan, Crazy Rich Indonesia yang Divonis Bebas Kasus Suap Eni Saragih
Profil samin tan [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hal itu dikarenakan investasi yang tak berjalan sesuai dengan harapan. Jumlah investasi yang ditransaksikan di bursa London tak tanggung-tanggung, mencapai 1 miliar dolar AS pada Januari 2012 lalu. 

Samin menaruh uang investasinya di Bakrie Bumi Plc, perusahaan milik keluarga Bakrie dengan mitranya Rothschild yang berlokasi London. Tak disangka-sangka saham tiba-tiba saja anjlok yang awalnya mencapai 100 persen turun drastis hingga hanya 20 persen.

Atas kemerosotan harga saham itu, aset miliknya hanya tertinggal 140 juta dolar AS dan merupakan uang pinjaman. 

Tak sampai di situ, Samin Tan juga pernah mengalami kegagalannya saat ingin menguasai induk PT Berau Coal Energy, Tbk (BRAU) yaitu perusahaan Asia Resource Mineral Ltd (ARMS). Namun baginya kegagalan dalam berbisnis merupakan hal yang wajar. 

Selesai sekolah SMA, Samin sempat melanjutkan ke bangku kuliah dengan masuk jurusan akuntansi di Universitas Tarumanegara.

Namun sayangnya ia tak melanjutkan pendidikannya sejak 1987. Ini menjadikan, Samin Tan sebagai sosok miliader Indonesia yang tak lulus kuliah. 

Selama tidak berkuliah, ia memilih bergabung di kantor akuntan public (KAP) Peat Marwick. Saat bekerja, Samin Tan sangatlah cemerlang, kerja keras dan ketekunannya berhasil menjadikannya sebagai partner KPMG di 1995. Kemudian ia bergabung ke perusahaan jasa akuntansi Deloitte&Touche. 

Kepiawaiannya dalam bidang akuntansi tak perlu diragukan lagi. Hingga empat tahun berselang, Samin bersama Surjadinata Sumantri memutuskan untuk mendirikan Renaissance Capital Asia dan menduduki jabatan sebagai direktur utama. Ambisinya yang sangat besar membuatnya kembali menjalin relasi bisnis dengan Bakrie Group. 

PT Bumi Resource Mineral Tbk milik Bakrie Group kemudian memakai PT Renaissance Capital Asia milik Samin untuk mengakuisisi PT Kaltim Prima Coal dari Beyond Petroleum Plc dan Rio Tinto. Kerja sama dan perkembangan bisnisnya yang terus meningkat membuat Samin tak berhenti di situ saja. 

Baca Juga: Besok, KPK Panggil Anggota DPR Lasmi Terkait Kasus Baru Menjerat Bupati Banjarnegara Nonaktif Budhi Sarwono

Pada tahun 2006, Samin kembali mendirikan perusahaan bernama PT Republik Energi & Metal. Salah satu pencapaian tertinggi Samin adalah mengambil alih PT Borneo Lumbung Energy dan berhasil mengubah perusahaan tersebut menjadi perusahaan utamanya sekarang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI