Kisah Pilu Bocah Somalia, Menyamar Jadi Siswa Sekolah Demi Sebungkus Makanan

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 21 Juni 2022 | 09:07 WIB
Kisah Pilu Bocah Somalia, Menyamar Jadi Siswa Sekolah Demi Sebungkus Makanan
Anak-anak kelaparan di Somalia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di ujung jalan, kios-kios di pasar menjajakan semangka, mangga, kacang-kacangan, tepung dan gandum, yang terlalu mahal untuk dijangkau kebanyakan orang.

Harga makanan telah meroket hingga 160 persen di Somalia, yang di masa normal bahkan mengimpor separuh kebutuhan makanannya.

Pemerintah telah mewaspadai respons bantuan internasional yang lambat. Utusan khusus Abdirahman Abdishakur Warsame mengatakan negara-negara perlu "memberi perhatian pada kekeringan ini sebelum menjadi bencana kelaparan."

"Semua kehidupan manusia adalah sama," kata dia. "Komunitas internasional, khususnya negara-negara Barat, lebih memperhatikan Ukraina daripada krisis yang lain."

Hingga kini, Somalia baru menerima 18 persen dari bantuan kemanusiaan senilai 1,46 miliar dolar AS (Rp21,64 triliun) tahun ini, menurut data PBB, jauh di bawah angka tahun lalu.

Sebaliknya, Ukraina telah menerima 71 persen dari bantuan senilai 2,25 miliar dolar AS (Rp 33,36 triliun ) yang mereka minta buat enam bulan.

Para pejabat senior PBB telah berulang kali memberikan peringatan tentang kurangnya bantuan bagi Tanduk Afrika untuk mengatasi kekeringan parah.

Relatif Aman

Pengungsi Somalia di Mogadishu, Januari 2018. [AFP]
Pengungsi Somalia di Mogadishu, Januari 2018. [AFP]

Dollow termasuk lebih baik dalam menerima bantuan kemanusiaan ketimbang sebagian besar kota di Somalia. Kota itu juga merupakan salah satu tempat teraman dari konflik akibat pemberontakan.

Baca Juga: Dijuluki "Negeri Bajak Laut", Inilah 5 Fakta Tentang Negara Somalia!

Lebih dari 520 pekerja bantuan telah diculik, dilukai atau dibunuh selama 15 tahun terakhir, mayoritas dari mereka adalah warga Somalia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI