Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Diyakini Berasal dari Surga dan Beraroma Unik

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 22 Juni 2022 | 13:41 WIB
Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Diyakini Berasal dari Surga dan Beraroma Unik
Hajar Aswad di Kabah Mekkah foto corak warnanya terungkap jelas [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam sejarah umat Islam, terdapat cerita mengenai batu suci yang berada di pinggir bangunan Kabah. Batu tersebut dkenal umat Islam dengan sebutan Hajar Aswad. Seperti apa sejarah Hajar Aswad yang jadi rebutan untuk disentuh oleh umat Islam apalagi di musim ibadah haji 2022 ini.

Konon batu tersebut merupakan batu yang turun dari surga, dibawa oleh Nabi Ismail dan diletakkan oleh Nabi Ibrahim ketika hendak membangun Kakbah.

Awalnya batu Hajar Aswad berwarna putih. Namun seiring waktu, batu tersebut berubah menjadi warna hitam dikarenakan dosa manusia.

Bagaimana awal Hajar Aswad ditemukan? Berikut adalah uraian mengenai batu Hajar Aswad.

1. Sejarah Hajar Aswad

Menurut buku Qishas Al-anbiya (kisah para nabi dan rasul), batu yang dikenal oleh para jemaah haji sebgai Hajar Aswad bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim agar membangun Kakbah sebagai tempat ibadah umat Islam. Perintah tersebut ada dalam Qs Ali-Imran ayat 96-97.

Ketika pembangunan Kakbah dan hampir selesai, Nabi Ibrahim melihat masih ada satu ruang yang kosong. Lalu ia berpikir untuk mengisi ruangan tersebut dengan sesuatu.

Setelah itu, Nabi Ibrahim memerintahkan anaknya Ismail untuk mencari batu yang bagus untuk ia letakkan agar ruangan kosong tersebut bisa tertutupi.

''Pergilah engkau mencari sebuah batu yang bagus untuk aku letakkan di salah satu sudut Ka'bah sebagai penanda bagi manusia.'' ujar Nabi Ibrahim

Baca Juga: Lebih Separuh Jemaah Haji Indonesia Sudah Berada di Mekkah

Setelah mendengar perintah ayahnya, Ismail bergegas mencari batu yang paling baik dari bukit ke bukit.

Ketka Ismail sedang mencari batu, bertemulah ia dengan Jibril dan diberikannya sebuah batu hitam (hajar aswad ) pada Ismail.

Dengan perasaan senang, Ismal kembali pulang sambil membawa batu pemberian malaikat Jibril untuk dberikan pada ayahnya.

Nabi Ibrahim gembira melihat putranya membawa batu terbaik, lalu ia pun menciumnya berkali-kali sambil menayakan dari mana a mendapat batu tersebut.

''Dari mana kamu peroleh batu ini?'' Ismail AS menjawab, ''Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu.''

Nabi Ibrahim kembali mencium batu itu, diikut oleh Ismail. Hingga saat ini, banyak umat Islam yang berharap bisa mencium hajar aswad ketika berkunjung ke Kakbah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI