Mengerikan! 46 Jasad Migran Ditemukan Bertumpukan Di Dalam Truk Di Texas AS

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 28 Juni 2022 | 13:36 WIB
Mengerikan! 46 Jasad Migran Ditemukan Bertumpukan Di Dalam Truk Di Texas AS
Ilustrasi truk peti kemas. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Masalah ini terbukti sulit bagi Presiden AS Joe Biden, seorang Demokrat yang mulai menjabat pada Januari 2021, yang berjanji untuk membalikkan beberapa kebijakan imigrasi garis keras pendahulunya dari Partai Republik Donald Trump. Partai Republik telah mengkritik strategi perbatasan Biden menjelang pemilihan kongres paruh waktu pada November.

Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard menyebut di Twitter bahwa kematian para migran di dalam truk itu sebagai "tragedi di Texas" dan mengatakan pejabat konsuler akan pergi ke rumah sakit tempat para korban dibawa untuk membantu "sedapat mungkin."

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Honduras mengatakan kepada Reuters bahwa konsulat negara itu di Houston dan Dallas akan menyelidiki insiden tersebut.

Ebrard mengatakan dua warga Guatemala dirawat di rumah sakit dan kementerian luar negeri Guatemala mengatakan di Twitter bahwa pejabat konsuler pergi ke rumah sakit "untuk memverifikasi apakah ada dua anak Guatemala di bawah umur di sana dan dalam kondisi apa mereka."

Jalan tol I-35 di dekat tempat truk itu ditemukan membentang melalui San Antonio dari perbatasan Meksiko dan merupakan koridor penyelundupan yang populer karena volume lalu lintas truk yang besar, menurut Jack Staton, mantan pejabat senior unit investigasi ICE yang pensiun pada Desember.

Pada Juli 2017, 10 migran meninggal setelah diangkut dengan truk peti kemas yang ditemukan oleh polisi San Antonio di tempat parkir Wal-Mart. Pengemudi, James Matthew Bradley, Jr., pada tahun berikutnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena perannya dalam operasi penyelundupan.

Staton mengatakan para migran secara teratur dicegat di kawasan itu sejak insiden 2017. "Hanya masalah waktu sebelum tragedi seperti ini akan terjadi lagi," katanya. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI