Pilu! Kelelahan Bekerja, Wanita Curhat Bayinya Harus Lahir Prematur dan Meninggal: Apa Atasan Bisa Dipidanakan?

Senin, 11 Juli 2022 | 16:51 WIB
Pilu! Kelelahan Bekerja, Wanita Curhat Bayinya Harus Lahir Prematur dan Meninggal: Apa Atasan Bisa Dipidanakan?
Ilustrasi Ibu Hamil yang Harus Tetap Bekerja. (Pexels.com/Matilda Wormwood)
Ilustrasi ibu melahirkan.
Ilustrasi ibu melahirkan.

Mengutip laman dpr.go.id, peraturan mengenai cuti untuk ibu hamil yang hendak menjalani persalinan sebenarnya sudah diatur di Pasal 83 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Di regulasi tersebut diatur bahwa pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.

Namun baru-baru ini DPR RI juga tengah mengkaji peraturan baru mengenai lama cuti melahirkan yang akan ditetapkan lebih jauh di RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA).

Seperti diatur di Pasal 5 Ayat (2) RUU KIA, bahwa setiap ibu bekerja berhak untuk mendapatkan cuti melahirkan paling sedikit 6 bulan serta adanya masa istirahat bagi ibu yang mengalami keguguran. Namun peraturan ini pun menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI