Cerita Markus Perajin Bambu, Mimpi Indah Jadi Kenyataan: Jualan di Trotoar sampai Ikut Pameran G20

Selasa, 12 Juli 2022 | 16:52 WIB
Cerita Markus Perajin Bambu, Mimpi Indah Jadi Kenyataan: Jualan di Trotoar sampai Ikut Pameran G20
Kisah inspiratif Markus Lina, perajin bambu yang ikuti pameran di G20. [ANTARA/Aloysius Lewokeda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam hal ini, Markus  mengikuti pameran tingkat lokal yang diinisiasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemerintah Kabupaten Ngada. Momen itu turut menyita kepala daerah setempat.

Karyanya yang menjadi bentuk kekaguman kala itu adalah produk kap lampu dari bambu. Kepala desa setempat pun langsung memborong sebanyak 150 buah seharga Rp15 juta.

"Dari situ lah semangat luar biasa muncul dalam diri saya untuk mulai berkreasi menciptakan produk-produk dari bambu," kenang Markus.

Angkat potensi

Bambu merupakan salah satu tumbuhan potensial yang banyak ditemukan di lahan perkebunan masyarakat Kabupaten Ngada maupun daerah lain di Pulau Flores.

Di tahun 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan Kabupaten Ngada sebagai pusat unggulan untuk program 1000 desa bambu, sebagai suatu platform dalam mengembangkan dan memperkuat pemanfaatan bambu di Indonesia melalui industri bambu berbasis masyarakat.

Namun, tumbuhan dengan yang dalam istilah bahasa Latin disebut Bambusoideae itu belum dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Kebanyakan masyarakat setempat memanfaatkan bambu bahan bangunan rumah atau pondok, pagar, maupun kandang ternak.

Berbeda dengan Markus Lina, ia mampu melirik potensi tumbuhan bambu yang bisa dikembangkan menjadi beragam produk yang bernilai jual lebih tinggi dengan sentuhan kreativitas kerajinan tangan.

Baginya, usaha produk dari bambu cukup menjanjikan secara ekonomi karena di daerah setempat belum ada usaha serupa yang dijalankan warga lainnya.

Baca Juga: Progres Revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah Sudah Capai 70%

Di sisi lain, pasokan bahan baku sangat mudah diperoleh karena diproduksi sendiri di lahan perkebunan keluarganya di Desa Manubara, Kecamatan Inerie. Bahkan, ketika permintaan produk meningkat bahan baku juga dapat dipasok dengan mudah dari warga lain di desa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI