Selesai menjabat menjadi perdana menteri di tahun 1994, Ranil Wickremesinghe kemudian menjadi pemimpin UNP setelah pembunuhan menyapu bersih beberapa anggota partai yang lebih senior.
Di tahun 2001, ia berhasil memimpin partainya untuk mendapat 109 kursi dalam pemilihan umum parlemen. Ranil Wickremesinghe pun dilantik menjadi Perdana Menteri ke-17.
Di tahun 2004, Wickremesinghe kehilangan jabatan pemerintahannya. Namun, pada tahun 2015, Wickremesinghe kembali dilantik oleh Presiden Maithripala Sirisena sebagai Perdana Menteri.
Pada tahun 2018, Ranil Wickremesinghe kembali dicopot dari jabatannya setelah Sirisena menunjuk Mahinda Rajapaksa menjadi Perdana Menteri.
Namun, Wickremesinghe menolak dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung dan Pengadilan Banding, Rajapaksa akhirnya mundur dari posisinya sebagai perdana menteri. Ranil Wickremesinghe pun kembali diangkat menjadi Perdana Menteri di tahun tersebut.
Jabatannya tersebut bertahan hingga 21 November 2019, dan kembali digantikan oleh Mahinda Rajapaksa. Kemudian, pada Mei 2022 lalu, Sri Lanka mengalami default dan menghadapi hiperinflasi.
Situasi itu membuat Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai Perdana Menteri akibat protes keras dari masyarakat Sri Lanka. Gotabaya Rajapaksa kemudian menunjuk Ranil Wickremesinghe menjadi perdana menteri.
Permasalahan di Sri Lanka pun kian memanas. Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, lalu kemudian Ranil Wickremesinghe dilantik sebagai presiden sementara pada 15 Juli lalu.
Ia akhirnya terpilih sebagai Presiden Sri Lanka ke-9 dalam pemungutan suara rahasia yang diselenggarakan pada 20 Juli 2022. Masa jabatannya akan berakhir pada November 2024 mendatang.
Baca Juga: Terjadi Kerusuhan Sosial, Sri Lanka Kini Ditetapkan Dalam Status Darurat
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ranil Wickremesinghe adalah seorang politisi yang cerdik dan pembuat kesepakatan yang cerdas.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa