Di sekolah-sekolah yang didirikan PERMI dirinya juga ikut mengajar. Rasuna Said mendirikan Sekolah Thawalib di Padang, dan juga memimpin Kursus Putri dan Normal Kursus di Bukit Tinggi. Saat terjun ke dalam dunia politik, Rasuna Said dikenal dengan kemahirannya berpidato. Isi pidato yang disampaikannya selalu tajam menyangkut tentang penindasan pemerintah Belanda ketika tahun 1930.
Lalu pada 1931, Rasuna Said pindah ke Kota Padang dan dirinya meluncurkan divisi perempuan PERMI yang terfokus pada membuka sekolah sastra untuk perempuan di seluruh Sumatera Barat. Sayangnya, baru satu tahun berjuang di Padang, Rasuna Said ditangkap karena berbicara menentang kekuasaan Belanda.
Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia, HR Rasuna Said aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Rasuna Said lantas duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat. Dan setelah Proklamasi Kemerdekaan, dirinya diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Kemudian dirinya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya.
Bagaimana, sekarang sudah lebih kenal dengan Rasuna Said, bukan?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama