"(Apalagi) saya double minoritas, udah Batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang, sudah cukup itu, ngapain saya nyakitin diri saya," tuturnya.
5. Terkait situasi antropologi di Indonesia
Mengenai pernyataannya itu, Luhut juga mengungkap bahwa masyarakat Indonesia secara antropologis masih memilih pemimpin berdasarkan etnisitas.
Meski demikian, Luhut masih menunjukkan optimisme bahwa suatu saat karakteristik tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu.
"Saya enggak tahu (kalau) 25 tahun lagi, (kalau sekarang) enggak usah memaksakan diri (mencalonkan diri sebagai presiden), sakit hati," imbuhnya.
Kontributor : Armand Ilham